Harga Kain Tenun Ikat Senilai 10 Juta Rupiah, Ternyata Ini Sebabnya

- 27 Juli 2022, 22:32 WIB
Prose Pembuatan Kain Tenun Yang Dijual Seharga 10 Juta
Prose Pembuatan Kain Tenun Yang Dijual Seharga 10 Juta /Mama Mama di Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka/NTT

VOX TIMOR - Selain batik, pakaian khas dari Indonesia juga ada kain tenun ikat di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT.

Kita sebut saja, di masyarakat Jawa terdapat batik sedangkan di masyarakat Nusa Tenggara Timur ( NTT ) terdapat kain tenun ikat.

Kain tenun di NTT dikenal dengan nama Tenun Ikat NTT. Motif dan warna Tenun Ikat NTT sangat beragam, baik corak, maupun warna.

Baca Juga: Arti Mimpi Istri Selingkuh, Hati-hati Untuk Memaknainya dan Harus Diwaspadai

Kerajinan rumah tangga ini banyak ditemukan di hampir setiap suku atau kecamatan di Kabupaten Malaka, Provinsi NTT.

Motifnya yang khas juga cara pembuatan yang berbeda dari kain biasa, wajar saja kain tenun ikat kerap kali dibandrol harga jutaan rupiah.

Salah satunya tenun ikat khas Desa Biau, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, yang terletak di Pulau Timor, di mana satu lembar kain berukuran besar seharga Rp 10 juta.

Baca Juga: Hakim Tolak Praperadilan Mardani Maming, Tersangka Masih Menjadi DPO?

"Proses pemintalan kapas menjadi Benang untuk pembuatan kain adat, Biau - Io Kufeu. Berminat silahkan pesan," tulis Camat Io Kufeu melalui Facebook pribadinya, yang juga tertulis harga kain tersebut senilai 10 juta rupiah.

Sementara terkait harga kain tenun itu, Camat Io Kufeu Vetriadi As Manek ketika dikonfirmasi, Rabu 27 Juli 2022 membenarkan hal itu.

"Benar kaka, memang harga mahal. Harga mahal karena bahan yang dipakai merupakan bahan alami. Tadi, saat kunjungan Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito di Desa Biau," kata Camat Io Kufeu.

Baca Juga: PNS dan PPPK Harus Miliki Kartu Virtual ASN, Berikut Penjelasan Biro Humas BKN

Menurut camat Vetriadi As Manek, proses pembuatan kain tenun di Io Kufeu paling lama terjadi pada proses pewarnaan. Terlebih warna yang dipakai masih alami dari bahan-bahan alam seperti daun juga kayu. 

"Bahan dari kapas dan dibuat dari pewarna alam. Atau dari kayu-kayu lalu diubah jadi bubuk. Kalau tenun sendiri paling tidak membutuhkan waktu. Tapi pembuatan warna alami itu yang paling lama," kata camat Vetriadi As Manek, yang menegetahui hal itu dari para penenun.

Baca Juga: Mendagri Dorong Aparat Pengawas Intern Pemerintah Utamakan Pencegahan

Camat Vetriadi As Manek menambahkan, kenapa mahal? Selain karena proses menenunnya lama dan menggunakan bahan pewarna alam, biasanya kain tenun yang berharga mahal itu karena ada nilai historisnya.

Proses Pembuatan Tenun Ikat 

Langkah pertama yang dilakukan sebelum menenun ialah menyiapkan benang yang hendak dipakai.

Kapas dipintal dengan alat tradisional, masyarakat tidak menggunakan benang konvensional yang ada di pasaran. Kapas diambil dari pohon kapas.

Baca Juga: Adiknya Dikeroyok 10 Orang Tak Dikenal di RSPP Betun, Wartawan Kecewa 

Hasil dari pemintalan biasanya tidak terlalu halus dan dan berakibat hasil yang tidak simetris pada corak tenun.

Meski begitu hal itu yang menyebabkan keunikan tiap tenun sebab tidak ada tenun yang identik sama.

Sesudah proses memintal selesai dilanjutkan dengan pencelupan benang pada pewarna.

Meski tidak semua proses pewarnaan dilakukan ketika masih dalam bentuk benang namun pada umumnya pewarnaan dilakukan sebelum proses menenun.

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Masyarakat, Dalam Waktu Dekat Mobil Pelayanan e-KTP Complit Hadir di Malaka

Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan daun untuk mendapatkan warna nila dan akar pohon untuk mendapat warna merah, warna kuning didapat menggunakan kunyit dan daun lainnya.

Setelah warna meresap dan dibiarkan mengering baru diikat pada mesin tenun tradisional. Tidak seperti pada tenunan yang umum dijumpai di Indonesia dimana yang diikat pada mesin tenun ialah benang pakan, namun pada tenunan Nusa Tenggara Timur yang diikat ialah benang lungsin.

Benang pakan dimasukkan secara horizontal terhadap benang lungsin yang telah diikat secara vertikal.

Baca Juga: Mendagri Dorong Aparat Pengawas Intern Pemerintah Utamakan Pencegahan

Namun di balik semua itu, yang paling penting ialah proses bertapa dan mencari ilham dengan cara berdoa ke leluhur agar mendapat motif dan corak yang hendak dipakai, selain itu dipercaya dengan berdoa sebelum dapat memperlancar proses menenun dan menolak bala selama proses menenun dilakukan.***






 




Editor: Oktavianus Seldy Berek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah