Hadiri Syukuran Hasil Bumi, Presiden Jokowi; Jangan Ada Tanah Telantar, Tanami Tanaman Pangan

- 8 Juni 2022, 20:17 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri acara syukuran hasil bumi Gema Perhutanan Sosial, di Lapangan Omah Tani, Batang, Jateng.
Presiden Jokowi saat menghadiri acara syukuran hasil bumi Gema Perhutanan Sosial, di Lapangan Omah Tani, Batang, Jateng. /setkab.go.id/

VOX TIMOR - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kepada jajarannya agar tidak membiarkan ada lahan perhutanan sosial yang telantar dan tidak produktif.

Hal tersebut disampaikan Presiden saat menghadiri acara syukuran hasil bumi Gerakan Masyarakat (Gema) Perhutanan Sosial yang digelar di Lapangan Omah Tani, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, Rabu 8 Juni 2022.

“Jangan sampai kita biarkan ada lahan yang telantar, ada lahan yang tidak produktif, benar? Ada lahan yang tidak digunakan apa-apa dibiarkan, enggak boleh. Semuanya harus produktif. Nanti itu urusannya Bu Menteri Kehutanan. Ada lahan misalnya HGU sudah lebih dari 10 tahun, lebih dari 20 tahun tidak diapa-apain, itu nanti urusannya Bu Menteri LHK plus Pak Menteri BPN,” ujar Presiden.

Baca Juga: RDP Tetap Berjalan, Ruangan DPRD Malaka Diwarnai Kursi Kosong

Menurut Presiden, lahan perhutanan sosial memiliki peranan penting dalam rangka membuka usaha bagi para petani dan rakyat.

Untuk itu, Presiden meminta kepada jajarannya, dalam hal ini Menteri BUMN dan Gubernur Jawa Tengah, untuk memberikan pendampingan baik terkait manajemen maupun sarana dan prasarana.

Baca Juga: Adaptasi Keterbukaan Informasi di Era Digital, Ini Yang Dilakukan Pemerintah Pusat

“Saya juga minta agar para petani perhutanan sosial ini juga diperhatikan sarana dan prasarananya betul? Setuju mboten? Nggih? Sekarang kembali ke Bu Siti karena yang memberikan SK itu Bu Siti. Saya minta juga agar ada percepatan dalam rangka redistribusi lahan maupun juga SK-nya. Nggih setuju nggih? Bu Siti mohon didengarkan beliau-beliau ini,” lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menjelaskan mengenai situasi dunia yang sulit karena pandemi COVID-19, ditambah perang Ukraina, hingga banyak negara mengalami kekurangan pangan.

Halaman:

Editor: Anang Fauzi

Sumber: Setkab


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah