Baca Juga: Adiknya Dikeroyok 10 Orang Tak Dikenal di RSPP Betun, Wartawan Kecewa
Hasil dari pemintalan biasanya tidak terlalu halus dan dan berakibat hasil yang tidak simetris pada corak tenun.
Meski begitu hal itu yang menyebabkan keunikan tiap tenun sebab tidak ada tenun yang identik sama.
Sesudah proses memintal selesai dilanjutkan dengan pencelupan benang pada pewarna.
Meski tidak semua proses pewarnaan dilakukan ketika masih dalam bentuk benang namun pada umumnya pewarnaan dilakukan sebelum proses menenun.
Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Masyarakat, Dalam Waktu Dekat Mobil Pelayanan e-KTP Complit Hadir di Malaka
Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan daun untuk mendapatkan warna nila dan akar pohon untuk mendapat warna merah, warna kuning didapat menggunakan kunyit dan daun lainnya.
Setelah warna meresap dan dibiarkan mengering baru diikat pada mesin tenun tradisional. Tidak seperti pada tenunan yang umum dijumpai di Indonesia dimana yang diikat pada mesin tenun ialah benang pakan, namun pada tenunan Nusa Tenggara Timur yang diikat ialah benang lungsin.
Benang pakan dimasukkan secara horizontal terhadap benang lungsin yang telah diikat secara vertikal.
Baca Juga: Mendagri Dorong Aparat Pengawas Intern Pemerintah Utamakan Pencegahan