Jacob Ereste: Pada 10 Suro itu Berkah & Mukjizat Allah Banyak Ditaburkan dari Langit Ke Bumi

8 Agustus 2022, 16:59 WIB
Jacob Ereste /dok.pribadi/VoxTimor

VOX TIMOR - Beragam acara peringatan hari besar yang dianggap bersejarah bagi banyak orang diantaranya adalah tanggal 10 Sura 1956.

Kenduri Sura, demikian sebagian orang mengatakannya dalam tradisi Umat Islam biasanya disebut Assyura untuk mengenang gugurnya Sayyidina Husen bin Ali bin Abi Thalib.

Syahdan gugurnya Cucu Rasulullah ini saat bertempur melawan pasukan Yaziz bin Muawiyah di Karbala, hingga tercatat sebagai tragedi paling berdarah bagi kekuarga Rasulullah SAW seusai beliau wafat.

Kisah keluarga Rasul ini jadi terpusat pada Husen selaku pemegang kekuasaan yang diserahkan oleh saudara tuanya yang bernama Hasan yang terbunuh karena diracun atas perintah Razin bin Muawiyah.

Baca Juga: Kesaksian Bharada E Soal Ferdy Sambo Pegang Pistol Sudah Dituangkan Dalam BAP?

Peperangan yang dipicu oleh perebutan kekuasaan yang ada di genggaman Husen ini hingga gugur pada 10 Muharram, yang kemudian terus dikenang dengan berbagai bentuk, sesuai dengan hasrat dan kemampuan warga masyarakat atau orang per orang yang hendak mempetingatinya.

Tapi konon, pada 10 Muharram ini ada juga sejumlah kejadian yang dianggap penting, diantaranya peristiwa yang terjadi pada 10 Suro adalah momentum Nabi Adam bertobat dan meminta ampun kepad Tuhan setelah dikeluarkan dari Surga bersama Siti Hawa.

Pada tanggal 10 Suro atau Muharram ini juga, berlabuhnya perahu Nabi Nuh fi bukit Zuhdi, seusai lama belajar akibat banjir yang diturunkan Allah untuk musnahkan suatu kaum yang telah durhaka.

Baca Juga: Cek Fakta; Kenaikan Harga Tiket Masuk Taman Nasional Komodo Dibatalkan?

Kemudian momentum keselamatan Nabi Ibrahim dari siksa api Namrud. Karena Nabi Ibrahim sedang menjalani hukuman karena telah merusak berhala yang disembah Namrud serta rakyat dan pengikutnya sebagai setengahnya itu. Caranya adalah mendapat mukjisa dari Allah SWT hingga Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak mempan dibakar.

Dan Nabi Ibrahim memang memenggal semua kepala berhala yang ada dengan kampak lalu menggantungkan kampaknya itu di leher berhala yang paling indah dan paling besar di kuil milik Namrud yang angkuh itu.

Demikian juga peristiwa besar yang terjadi pada 10 Muharram ini, Nabi.Yusuf dibebaskan dari penjara yang ada di Mesir karena fitnah yang dikatakan hendak melakukan tindakan tercela dengan Zulaikha.

Baca Juga: Pemprov NTT Tunda Kenaikan Tiket Masuk Pulau Komodo, Sandiaga Uno: Tidak Ada Pembatalan atau Penundaan

Padahal kejadian yang terjadi sesungguhnya justru sebaliknya, Zulaikha yang berupaya menggoda Nabi Yusuf yang memang tampan itu.

Hingga lewat proses pembuktian yang rumit, akhirnya Nabi Yusuf dapat dibebaskan, karena memang bisa dibuktikan tidak bersalah.

Keajaiban dan mukjizat dari Allah SWT juga dialami Nabi Yunus yang mampu keluar dengan selamat dari perut ikan.

Peristiwa ini bermula saat Nabi Yunus meninggalkan kaumnya untuk berkelana dengan menumpang sebuah kapal yang yang ditunjang badai, sehingga awak kapal memutuskan untuk mengurangi beban agar kapal tidak sampai karam.

Baca Juga: Heboh Video Gusur Rumah Ibadah di Kaltara, Ini Kata TNI AD

Maka itu dikuat undian untuk memilih siapa yang harus dibuang ke lautan yang tengah mengganas itu.

Akisah, setelah tiga kali dilakukan undian nama Nabi Yunus selalu terpilih yang harus ditempatkan ke laut ganas yang luas itu.

Syahdan, setelah 40 hari berada di perut ikan paus, Nabi Yunus dapat keluar dengan selamat.

Jadi memang momentum pada 10 Muhharan atau Suro ini memiliki banyak catatan, seperti peristiwa yang dialami Nabi Ayyub dengan penyakit kulit yang maha menjijikkan. Karena penyakit kulit yang sangat menjijikkan itu semua pengikut dan murid yang semula banyak kemudian meninggalkan dirinya.

Baca Juga: Renungan Harian Katolik Senin 8 Agustus 2022: Jangan Menjadi Batu Sandungan

Termasuk mereka yang selalu dibantu oleh Nabi Ayyub yang memang sangat dermawan dan selalu bermurah hati kepada siapa saja, tanpa pilih kasih.

Hingga dengan segenap keikhlasan dirinya, Nabi Ayyub memperoleh berkah penyembuhan dari Allah SWT seketika itu juga, pada tanggal 10 Muharram seperti yang disambut oleh kebanyakan umat Islam dengan melakukan puasa, sebagai upaya untuk menghargai dan meresapi beragam peristiwa besar yang terjadi pada 10 Muharram itu sampai sekarang.

Sebagaimana kisah dramatik tentang Nabi Musa yang menjadi perburuan Fir'un
sampai ke laut Merah, karena Nabi Musa sungguh seorang pemimpin revolusioner Bani Israel yang diperbudak oleh Fir'un.

Baca Juga: Heboh Video Gusur Rumah Ibadah di Kaltara, Ini Kata TNI AD

Hingga akhirnya Nabi Musa berhasil mengajak kaumnya melakukan revolusi dengan cara meninggalkan Mesir dan mencari tempat penghidupan yang baru, dengan membiarkan ketamakan dan kerakusan Raja Fir'un untuk berbuat sekehendak hatinya sendiri.

Begitulah kisah pengajaran terhadap Nabi Musa yang menghindari persetujuan secara fisik dengan Raja Fir'un dan pasukannya, hingga ketika mereka terdesak di patai Laut Merah, terjadilah kisah yang maha dakhsyat dengan kemampuan yang diberikan Tuhan, maka Nabi Musa mampu membelah laut seperti kisah yang sudah dilansir dalam berbagai versi itu.

Indahnya dalam budaya dan tradisi suku bunga Indonesia yang juga beragam cara mengapresiasi hari peringatan yang patut dikenang dan dirayakan ini, bisa dilakukan dengan berpuasa hingga kemudian melakukan sedekah diiringi dengan do'a dan puja puji zikir dan tahmid, baik di rumah bersama keluarga dan tetangga, ada juga yang dilakukan secara lebih besar bersama-sama masyarakat luas seperti di Keraton dan lingkungan komunitas masyarakat pesantren.

Semua itu jelas mencerminkan ekspresi spiritual yang berbasis pada peristiwa illahiyah sifatnya, karena mukjizat dan karomah Allah diyakini oleh banyak orang memang sedang bertaburan untuk dibagi-bagikan oleh Tuhan.

Baca Juga: Heboh Video Gusur Rumah Ibadah di Kaltara, Ini Kata TNI AD

Maka itu muncul istilah yang sangat pasih disebut oleh berbagai kalangan dengan sebutan ngalap berkah, kendati ketika ditanya hasilnya tak pernah akan didapatkan jawabannya.

Karena yang diperoleh adalah kepuasan dan kejernihan batin, karena bukan soal lahir. 10 Muharram 1444 Hijriyah.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Oktavianus Seldy Berek

Terkini

Terpopuler