Keuskupan Ruteng Ikut Menolak? Kenaikan Harga Tiket TN Komodo Rp 3,75 Juta Menjadi Sorotan Publik

- 1 Agustus 2022, 08:37 WIB
Ilustrasi - Warga Labuan Bajo protes kenaikan tarif ke Pulau Komodo dan Pulau Padar sebesar Rp3,75 juta, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Jumat, 29 Juli 2022.
Ilustrasi - Warga Labuan Bajo protes kenaikan tarif ke Pulau Komodo dan Pulau Padar sebesar Rp3,75 juta, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Jumat, 29 Juli 2022. /Antara/Fransiska Mariana Nuka/

VOX TIMOR - Keuskupan Ruteng menilai kenaikan harga tiket TN Komodo menjadi Rp 3,75 juta sebagai kebijakan yang kurang tepat. Bahkan, bisa menghambat kebangkitan pariwisata.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi NTT, berencana menerapkan kebijakan harga tiket baru untuk menikmati wisata pulau Komodo menjadi sebesar Rp 3,75 juta per orang.

Keuskupan Ruteng di Kabupaten Manggarai, NTT yang diwakili oleh Pastor Röf Alfons Segar menilai kebijakan itu kurang tepat jika melihat situasi yang berkembang di tengah masyarakat seperti sekarang.

Baca Juga: Tahapan Pemilu 2024 Telah Dimulai Sejak Juni 2022, Berikut Tahapannya

Dilansir dari antaranews.com, Vikjen Keuskupan Ruteng, Rm, Alfons Segar, Pr dalam keterangan tertulis menyatakan bahwa kenaikan tiket masuk ke Pulau Komodo yang sangat drastis mengganggu animo wisatawan dan menghambat kebangkitan dunia pariwisata yang menjadi motor penggerak  perekonomian masyarakat.

Keuskupan Ruteng menegaskan hal itu terkait polemik kenaikan tarif masuk di Taman Nasional Komodo yang diprotes berbagai pihak di Kabupaten Manggarai Barat.

Baca Juga: Diduga Akibat Serangan Jantung, Mantan Uskup Ruteng Meninggal Dunia

Alfons Segar menegaskan, rencana kenaikan tarif yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI bersama pemerintah Provinsi NTT dengan pertimbangan konservasi habitat komodo untuk mendukung pariwisata berkelanjutan namun protes pelaku usaha pariwisata dan masyarakat yang terdampak memperlihatkan pentingnya mengintegrasikan kondisi perekonomian masyarakat yang baru menggeliat akibat pandemi COVID-19 ke dalam kebijakan pariwisata.

Menurut Alfons Segar, Gereja Keuskupan Ruteng tidak pernah berhenti memperjuangkan pariwisata holistik yang mencakupi semua dimensi kehidupan dan kesejahteraan umum, sehingga Keuskupan Ruteng secara khusus mengusung tema pariwisata holistik dalam program pastoral Keuskupan Ruteng tahun 2022.

Baca Juga: Bupati Manggarai Barat Menjamin Kenyamanan Wisatawan di Labuan Bajo NTT

Halaman:

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x