Momentum Hari Ibu : Perjuangan Maria Ulfah Soebadio untuk Wanita Indonesia

- 20 Desember 2022, 14:59 WIB
Maria Ulfah Soebadio
Maria Ulfah Soebadio /Bojes seran/Istimewa

Kiprah dan Perjuangan

Sepulang dari studinya, Maria Ulfah memilih untuk tidak bekerja pada pemerintah kolonial. Melainkan lebih memilih menjadi seorang guru di Sekolah Menengah Muhammadiyah Jakarta. Disana dia mengajar Bahasa Jerman, sejarah dan tata negara walaupun gaji yang diterima tak seberapa. Profesi guru yang ditekuninya dia jalani dengan ikhlas dari tahun 1934 hingga 1942.

Baca Juga: Hari Ini, Jokowi Resmikan Bendungan Semantok Terpanjang se-Asia Tenggara

Memasuki tahun 1945, Maria Ulfah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bersama Ny. Sunaryo Mangunpuspito. Bersama partner dalam badan tersebut, dia berhasil mencantumkan asas persamaan hak antara wanita dan pria negara Indonesia merdeka dalam Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Saat kemerdekaan Indonesia masih seumur jagung, Maria Ulfah diangkat menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Sjahrir II sejak Maret 1946 sampai 27 Juni 1947. Dia juga tercatat dalam sejarah sebagai wanita pertama yang menjadi menteri sejak proklamasi 17 Agustus 1945. Tulis wartawan senior Rosihan Anwar dalam Pettite Historie Indonesia Jilid 6 : Sang Pelopor Anak Bangsa dalam Pusaran Sejarah.

Pada Februari 1946 dibentuk pula Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) di Solo yang merupakan badan federasi perkumpulan wanita Indonesia. Dan Maria Ulfah terpilih sebagai Ketua Sekretariat Kowani. Bersama Kowani, dia memperjuangkan agar Hari Ibu dijadikan hari bersejarah dan disederajatkan dengan Hari Sumpah Pemuda. Walaupun harus melalui proses panjang, melalui Dekrit Presiden Sukarno No. 316 tahun 1959 Hari Ibu diperingati sebagai hari nasional bersejarah.

Baca Juga: Informasi Harga Tiket dan Syarat Nonton Pertandingan Indonesia vs Kamboja di Piala AFF

Usaha Maria Ulfah bersama Kowani lainnya adalah mendesak pemerintah memberi kesempatan pada wanita Indonesia untuk masuk dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (sekarang TNI). Menanggapi hal ini dia berusaha berbicara dengan Jenderal A.H Nasution , Kepala Staf Angkatan Darat saat itu. Maka bertepatan pula pada Hari Ibu 22 Desember 1961 lahirlah Korps Wanita Angkatan Darat (KOWAD). Demikian tutur Rosihan Anwar dalam bukunya.

Maria Ulfah Soebadio tutup usia pada 15 April 1988 silam. Selain menorehkan jasanya memperjuangkan kepentingan wanita Indonesia, masih banyak jasa lainnya dalam bidang sosial. Sudah sepatutnya sebagai generasi penerus bangsa kita senantiasa mengenangnya. Selamat Hari Ibu untuk para wanita Indonesia dimanapun berada.***

 

Halaman:

Editor: Bojes Seran

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah