Goyang Bento Gunakan Lagu Iwan Fals, Mendadak Viral di NTT

- 10 Juli 2022, 17:27 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Goyang Bento/

VOX TIMOR - Goyang DJ Bento yang mengunakan lagu miliki Iwan Fals menjadi viral dan menjadi buah bibir masyarakat NTT, bahkan mempengaruh anak usia dini.

Setiap hajatan pesta pasti saja ada Goyang Bento. Terlebih diperagakan oleh anak usia dini dan abg.

Aksi Goyang Bento ini dipertontonkan berbagai kalangan dari umur separuh baya, kelompok muda bahkan anak-anak aktif memainkan Goyang Bento.

Baca Juga: Bisa Tingkatkan Risiko Kematian, Gegara Tidur Siang Terlalu Lama

Mau dibilang kreasi Goyang Bento berbeda dari lasimnya karena tersirat pornoaksi.

Biasanya para penari Goyang Bento mula-mula menggoyang-goyangkan pinggulnya, mirip pedangdut terkenal.

Kemudian, merangkak sembari menggerakan panggulnya dengan gaya "pompa" bahkan merangkak hingga tanah.

Baca Juga: Bupati Malaka; Terima Kasih Diaspora Malaka di Surabaya Atas Dukungan Untuk SNKT

Ironisnya aksi rada aneh tersebut, menjadi tontonan menarik ada yang tertawa terbahak-bahak, entah merasa lucu, atau karena merasa puas melihat ekpresi para penari Goyang Bento.

Goyang Bento juga dilakukan perorangan juga berkelompok pada setiap kesempatan umumnya acara syukuran.

Dalam perspektif zaman now yang kental dengan spirit ingin viral melalui media sosial, aksi itu sepertinya normal saja.

Tentu saja supaya tenar dan viral di media sosial bahkan ingin dikenal publik secara luas.

Baca Juga: Ferdy Rame Didakwa Terkait Pemalsuan Dokumen, Silveter Nahak; Pidana Ini Lahir Dari Sengketa Tanah

Toh, sekarangnya, memang era bikin konten berbeda atau tidak mau dikatakan menyimpang supaya lekas viral melalui media sosial.

Tak peduli apakah konten yang diciptakan memiliki pesan yang baik, berguna, apalagi penting. Pokoknya, ada konten yang berbeda, lain dari yang lain.

Dikejar itu viewers, folowers, atau pun subscribers toh akan segera beri emoji jempol, suka, love atau komentar tanpa terlalu peduli dengan apa isi pesan kontennya.

Reaksi beragam

Tak diketahui pasti, kapan dan di mana ‘Goyang Bento’ itu berawal. Juga, tak jelas siapa pula yang menggagaskan dan memulainya.

Baca Juga: Bupati Malaka; Terima Kasih Diaspora Malaka di Surabaya Atas Dukungan Untuk SNKT

Yang pasti, belakangan ini Goyang Bento sudah merambah ke hampir seluruh pelosok bumi Flobamora.

Ini bisa dilihat dari berbagai postingan tunda atau siaran langsung di beberapa platform media sosial.

Dari berbagai postingan itu, Goyang Bento sepertinya sudah menjadi suguhan wajib baru di arena pesta orang NTT.

Selain suguhan wajib yang sudah lasim seperti meronggeng, Ja’i, Gawi, Dansa dan beberapa jenis tarian lainnya.

Baca Juga: Pelatih Thailand; Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Semifinal Piala AFF U-19 2022

Dilansir Floresku.com aksi Goyang Bento, baik di dunia nyata maupun di dunia maya menimbulkan reaksi yang beragam.

Anton Tonggo, penikmat dan pemerhati Seni asal Ende yang kini berdomisili di Yogyakarta mengatakan ada dua ciri menonjol dalam tarian Goyang Bento.

Pertama, lagunya Bento dari Iwan Fals yang dikreasikan secara digital sehingga iramanya lebih cepat dari aslinya, yang dirilis Iwan Fals.

Baca Juga: Bupati Malaka; Terima Kasih Diaspora Malaka di Surabaya Atas Dukungan Untuk SNKT

Kedua, tariannya hidup dan geraknya cepat lagi dinamis.

Menurut Anton di beberapa kelompok, para penari memperagakan satu gerakan di areal tengah badan (sekitar pinggang sampai pinggul) dengan posisi yang maju-mundur baik vertikal maupun horizontal.

"Saya kira overall memang bagus, tapi di ragam goyang dan dinamika pinggang dan pinggul itu yang kurang etis untuk pertontonkan di depan umum, karena masuk kategori pornoaksi," ujarnya.

Baca Juga: Bupati Simon Nahak: 'Menari Itu Hobi Saya'

‘Kalau bisa, gerakan erotis itu tidak usah dipertunjukkan lagi,” sarannya.

Anton menambahkan, pihak kepolisian tentunya sudah memantau lebih detail tarian itu.

"Bila masuk dalam kategori pornoaksi, sebaiknya ragam itu saja tiadakan," ujarnya.

Seorang netizen yang menggunakan nama akun ‘Roby Time North Dami,’ memberi komentarnya sendiri.

Baca Juga: Ferdy Rame Didakwa Terkait Pemalsuan Dokumen, Silveter Nahak; Pidana Ini Lahir Dari Sengketa Tanah

"Sejak ada unggahan goyang pakai lagu Bento di Tik Tok, di Kupang dan di luar Kupang, ramai-ramai orang ikut goyang Bento. Minggu kemarin dalam sebuah pesta syukuran wisuda juga dipertontonkan Goyang Bento,” ungkapnya.

"Terus terang, saya kaget dan sedih melihat tarian dengan goyangan seperti itu. Bagi saya tarian seperti ini adalah salah satu bentuk kemerosotan budaya NTT yang menonjolkan nilai seni tinggi dan kesopanan," tandasnya.

Menurutnya, para orang tua NTT wajib melindungi anak-anaknya dari tarian yang mempertontokan gerakan yang tak sopan seperti itu.

"Saya prihatin, apalagi, Goyang Bento yang erotis seperti itu semakin digandrungi anak-anak muda NTT," katanya.

Baca Juga: Bupati Simon Nahak: 'Menari Itu Hobi Saya'

Hal serupa disampaikan Yeremias Pande Gany, Ketua Ikebana (Ikatan Keluarga Besar Nagekeo) di Kupang juga menaruh perhatian pada fenomena sosial aksi Goyang Bento.

"Memang, Goyang Bento lagi menguasai panggung hiburan di NTT, khususnya pada saat acara pesta," ujarnya

Bagi kalangan milenial, jelasnya, Goyang Bento adalah tarian yang menghibur. Sebab musiknya sangat membangkitkan semangat dari berbagai kalangan.

"Soalnya, musiknya sangat membangkitkan semangat kaum muda, remaja dan anak-anak usia SD. Bahkan anak-anak usia 3- 5 tahun tampak ikut tertarik pada Goyang Bento," ungkapnya.

Baca Juga: Ferdy Rame Didakwa Terkait Pemalsuan Dokumen, Silveter Nahak; Pidana Ini Lahir Dari Sengketa Tanah

"Tetapi jika kita mencermati lebih jauh, tambahnya, goyangan seperti itu sebenarnya kurang sesuai sesuai dengan budaya orang NTT sendiri," tambahnya.

"Gerakan Goyang Bento menjurus gerakan erotis, kurang pantas dipertontonkan di muka publik, apalagi anak-anak. Makanya tarian itu mulai mengundang reaksi negatif dari orang-orang tua," ujarnya.

Ternyata, musik dan Goyang Bento tidak hanya memenuhi ruang-ruang pesta, tapi sekolah-sekolah di sejumlah daerah di NTT.

Baca Juga: Ferdy Rame Didakwa Terkait Pemalsuan Dokumen, Silveter Nahak; Pidana Ini Lahir Dari Sengketa Tanah

Yeremias heran banyak sekolah di Kupang, khususnya SLTP dan SLTA yang memainkan Musik Bento sebagai musik yang menghibur pada saat para murid sedang istrahat sekolah.

Menurutnya, Goyang Bento ini sebuah ironi besar. Lembaga pendidikan yang seharusnya tampil sebagai panutan bagi masyarakat, terutama generasi muda, malah tampil sebagai teras yang mendukung musik dan tarian yang terkesan erotis seperti itu.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Frederico Da Costa


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah