Stunting Masih Merupakan Masalah di Nusa Tenggara Timur

- 13 Mei 2022, 09:56 WIB
Maria Yenilodia Nahak
Maria Yenilodia Nahak /Mahasiswa Unair/Asal Malaka-NTT

Baca Juga: Andre Garu Angkat Bicara Sektor Pariwisata di Matim Salah satunya Infrastruktur

Anak stunting sering disebut juga anak kerdil.Anak yang mengalami stunting, dapat dilihat ketika tinggi badan anak lebih pendek dibanding teman seusianya, dan terindikasi kekurangan gizi.

Ukurannya adalah lebih dari 2 standar deviasi dibawah median standar Pertumbuhan anak menurut WHO, namun tidak semua anak pendek itu stunting, tapi anak stunting sudah pasti pendek.

Baca Juga: TNI AL Gagalkan Penyelundupan 179 Kilogram Kokain Senila 1,25 Triliun

Permasalahan stunting bukan hanya berdampak pada pertumbuhan tinggi badan saja, namun lebih dari itu. Anak yang mengalami stunting juga akan mengalami gangguan pada perkembangan otak dan sistem kekebalan. Dampak lebih lanjut anak akan mengalami gangguan kecerdasan, rentan dari penyakit, dan nantinya berisiko terhadap tingkat produktivitas.

Begitu pentingnya kecukupan gizi anak untuk mencegah stunting, maka pemerintah perlu memonitor perkembangan stunting dan penanganannya.

Baca Juga: Nama Ira Ua alias IU istri dari Randi Badjide Menjadi Bahan Pergunjingan Publik, Adhitya: Harus Lebih Bijak

Pemerintah perlu mengevaluasi program-program pencegahan anak stunting. Untuk itu, maka pemerintah melalui Kementerian Kesehatan melakukan survei terkait status gizi anak Indonesia.

Hasil Survei/Studi Status Gizi Indonesia, menunjukkan angka prevalensi stunting yang terus menurun, namun masih relatif tinggi.

Baca Juga: Inter Milan Juara Coppa Italia Setelah Taklukkan Juventus di Partai Final

Halaman:

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah