Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional BPOM Reri Indriani berharap obat berbahan alam kian berkembang

16 Desember 2022, 06:41 WIB
Ilustrasi Obat Herbal /bojes seran/

VOX TIMOR - Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Reri Indriani berharap obat berbahan alam kian berkembang di Indonesia mengingat sumber daya alam yang melimpah.

"Potensi ini perlu terus dimanfaatkan untuk dikembangkan, diproduksi menjadi obat berbahan alam," kata Reri di Jakarta, Kamis 15 Desember 2022,

Obat berbahan alam berpotensi berkembang di tengah pergeseran gaya hidup masyarakat yang selama pandemi mulai condong mencari produk dengan bahan-bahan alami.

Baca Juga: Demi pariwisata Labuan Bajo, BPOLBF siap kolaborasi

Ia mengatakan pelaku usaha seharusnya bisa melihat peluang dan bisa konsisten menciptakan produk-produk berkualitas agar masyarakat semakin percaya terhadap obat dari bahan alam.

Indonesia adalah salah satu negara yang disebut megabiodiversitas yang punya keanekaragaman hayati besar di dunia. Namun, dia menyayangkan seperempat bahan baku alam masih diimpor sebagian meski sumber dayanya mencukupi.

"75 persen yang dari pasokan lokal masih ada keterbatasan, baik dari jumlah kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan," ujar dia.

Baca Juga: Polri Gelar Rakor Lintas Sektor Amankan Natal dan Tahun baru

Mutu panen bahan alam dari petani lokal, kata dia, kerap masih dipengaruhi berbagai hal seperti musim, cara memanen, usia panen hingga tempat menanam.

Ini yang harus diintervensi bersama dari hulu ke hilir," katanya.

BPOM mendorong pemanfaatan komponen produk bersumber dari sumber daya alam lokal di dalam negeri yang diharapkan memberikan multiplier effect dari hulu ke hilir. Mulai dari budidaya tanaman, peningkatan kapasitas petani, pengembangan industri ekstrak bahan alam, dan tentunya berdampak pada penyerapan tenaga kerja.

Baca Juga: Melki Laka Lena Sebut Kemenkes RI Alokasikan Anggaran Pengadaan 300 ribu Antropometri

"Kami berharap ke depan semakin banyak pengembangan dan produksi obat bahan alam inovatif untuk mendukung kemandirian dan kedaulatan kesehatan bangsa Indonesia dan selanjutnya mampu go international,” jelas Reri.

Mengembangkan potensi alam bangsa Indonesia membutuhkan kerjasama lintas sektor, imbuh dia.

Ia mengatakan BPOM sebagai otoritas pengawasan obat dan makanan berkomitmen secara konsisten mendukung riset obat bahan alam dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

"BPOM melakukan pengawalan riset dengan memberikan pendampingan bagi para peneliti dan pelaku usaha terkait pemahaman terhadap regulasi," katanya.

Baca Juga: Melki Laka Lena Sebut Kemenkes RI Alokasikan Anggaran Pengadaan 300 ribu Antropometri

Lebih lanjut, Reri juga menyampaikan bahwa BPOM juga lebih proaktif menjangkau stakeholders, menerapkan agility, serta me-review regulasi guna mendukung pengembangan hingga komersialisasi produk dengan tetap mengedepankan pemenuhan terhadap standard keamanan, manfaat, dan mutu.

Transformasi riset akan mendukung program BPOM dalam mewujudkan Kemandirian Nasional dalam Penyediaan Bahan Baku Obat Bahan Alam sebagai Upaya Peningkatan Mutu dan Daya Saing Produk Obat Tradisional.

Program ini dimaksudkan untuk memberi solusi holistik dalam rangka percepatan pengembangan obat bahan alam melalui sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam bentuk sinergisme Penta Helix (ABCGM). ***

Editor: Bojes Seran

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler