Prabowo dan Puan Maharani Berkuda di Hambalang, Pengamat: Ambisi Cak Imin Bisa Terancam

- 5 September 2022, 02:00 WIB
Puan Maharani mengendarai kuda di kediaman Prabowo
Puan Maharani mengendarai kuda di kediaman Prabowo /Foto: Twitter @puanmaharani_ri//

VOX TIMOR - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani diajak berkuda oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Ajakan berkuda ini saat Puan Maharani mengunjungi kediaman Menteri Pertahanan RI itu di Hambalang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Minggu 4 September 2022.

Pertemuan antara Ketua DPP PDIP Puan Maharani dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto pada Minggu, 4 September 2022, dinilai bisa mengancam ambisi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk menjadi calon wakil presiden pada Pilpres 2024. 

Baca Juga: Sadis! Hampir 100 Anggota Polri Terlibat Kasus Pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat

Puan Maharani tiba di Hambalang sekitar pukul 10.45 WIB dan disambut langsung oleh Prabowo di pendopo rumah itu.

"Ternyata, main kuda itu juga perlu suatu keberanian,” kata Puan di Hambalang, yang dilansir dari berbagai sumber.

Keduanya berkuda di arena pacuan yang ada di rumah Prabowo itu.

Puan menaiki kuda jenis Lusitano keturunan Portugal bernama Salero. Kuda berwarna putih itu sebelumnya sempat ditunggangi oleh Presiden Joko Widodo saat mengunjungi rumah Prabowo pada tahun 2016.

Sementara itu, Prabowo menunggangi kuda cokelat bernama Cunhal.

Baca Juga: Sekda Jahang: Pekerjaan 53 Paket Proyek itu Sampai Sejauh ini Semuanya Berjalan Lancar dan Tidak Ada Masalah

Dalam kesempatan itu, Puan diberi pelatihan singkat oleh instruktur sebelum mulai berkuda selama sekitar 15 menit.

Puan pun sempat memamerkan keahlian half pass, yakni gaya berkuda dengan kaki depan dalam posisi menyilang.

 

Kemudian, Puan memberi makan kuda dengan buah-buahan dan wortel.

“Ini yang ngasih makan kau Ketua DPR,” canda Prabowo sambil mengelus kuda Salero, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis.

Baca Juga: Irma Hutabarat: Adegan Mesra Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Dianggap Tak Pantas 

Selesai berkuda, Puan juga dijamu Prabowo untuk menikmati sajian makanan di sebelah arena berkuda. Mereka duduk berhadapan di meja segi empat.

Kata Pengamat

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menyatakan bahwa PDIP tak mungkin melepas kursi presiden atau wakil presiden jika mereka jadi bergabung dengan koalisi Gerindra dan PKB.  

“Akhirnya mengemuka pertanyaan fundamental, di mana posisi Puan saat Prabowo sebagai capres memilih Cak Imin? atau di mana posisi Cak Imin saat Prabowo memilih Puan?” kata Agung dalam keteranganya, Minggu 4 September 2022.

Baca Juga: Irma Hutabarat: Adegan Mesra Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Dianggap Tak Pantas 

Gerindra sebelumnya telah resmi membingkai koalisi pra-pilpres bersama dengan PKB dalam wadah Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Terbentuknya koalisi KIR dibaca sebagai landasan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk menjadi cawapres mendampingi Prabowo.

Sebab, jatah capres sudah menjadi ‘kapling’ Gerindra yang resmi memajukan kembali nama Prabowo. 

Agung menilai kedatangan PDIP ke Hambalang bisa dibaca dalam peluang bagi Gerindra untuk menambah bobot kuantitas dan kualitas KIR.  Hal itu tak terlepas menimbang PDIP adalah partai pemenang pemilu.

Baca Juga: Irma Hutabarat: Adegan Mesra Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Dianggap Tak Pantas 

Apalagi beragam hasil survei menunjukkan bahwa partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini masih bertengger di peringkat teratas menjelang Pemilu 2024.

Agung mengatakan argumentasi Prabowo sebagai capres menjadi wajar karena ia memiliki elektabilitas lebih tinggi dibanding Cak Imin dan Puan. 

Sedangkan ‘Keterlambatan’ PDIP hadir dalam KIR semakin menguatkan posisi tawar Prabowo, dan di saat yang bersamaan menempatkan Cak Imin dan Puan mesti berebut posisi sebagai cawapres.  

“Walaupun realitas politik nasional saat ini lebih menguntungkan Cak Imin karena melengkapi figur Prabowo serta ceruk massa gerindra yang nasionalis,” ujarnya.

Baca Juga: Sekda Jahang: Pekerjaan 53 Paket Proyek itu Sampai Sejauh ini Semuanya Berjalan Lancar dan Tidak Ada Masalah

Agung menilai duet nasionalis-religius seperti ini telah terbukti memenangkan Pilpres 2014 dan 2019, ketika Jokowi memilih JK dan Ma’ruf Amin yang keduanya merepresentasikan Islam moderat.

Hal ini tidak salah jika kembali diuji dalam Pilpres 2024 melihat situasi politik saat ini tak jauh berbeda, sebagai efek polarisasi dari dua Pilpres sebelumnya.  

Sementara itu, skema duet Prabowo-Puan atau sebaliknya Puan-Prabowo mungkin mengemuka di internal KIR, ketika KIR layu sebelum mendaftar resmi ke KPU. 

“Di tahap ini  muncul kembali pertanyaan, Apakah Puan rela menjadi cawapres Prabowo atau Prabowo rela menjadi cawapres Puan?” ujar Agung.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Anang Fauzi


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x