Komparasi Makna Lagu Bento Antara Era 90-an dan Sekarang

- 7 Juli 2022, 21:28 WIB
Guidella Arizona Mahasiswi Universitas Katolik Indonesia St Paulus Ruteng
Guidella Arizona Mahasiswi Universitas Katolik Indonesia St Paulus Ruteng /Dok pribadi/

Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa, Lagu Bento mengalami pergeseran makna akibat genre atau cover musiknya yang cukup heboh. Pada era Reformasi, Bento dipandang sebagai lagu yang memuat kehidupan menyimpang dari para petinggi Negara. Artinya ia bermakna realitas sosial atau masalah sosial. Akan tetapi berbeda dengan era sekarang. Ketika mendengar Bento, terlintas dipikiran dan telinga masyarakat bahwa, Bento menjadi lagu yang asyik untuk dinikmati dan menjadi lagu penting untuk berjoget dengan gaya yang sangat menyimpang dari nilai sosial. Memandang semua kenyataan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa, lagu sebetulnya mengalami perubahani nilai akibat cover music dan persepsi masyarakat yang bengkok. Sehingga dengan jelas kita melihat lagu ini mengalami pergeseran makna yang cukup jauh.

Lagu Bento seketika menjadi tontonan dan kesukaan khalayak, serta menjadi viral akibat gaya musiknya yang telah diubah dangoyangannya yang khas. Melihat fenomena lagu Bento yang banyak dibicarakan oleh masyarakat karena kekhasan goyangnya, kita setidaknya memiliki cara pandang dan perhatian berbeda dengan orang yang berpandangan secara keliru. Bento sebetulnya tetap menjadi lagu terbaik milik Indonesia sepanjang masa dengan gaya makna yang beragam dan berkontribusi. Ia bukan sebuah music cover yang dimainkan untuk menghibur masyarakat dengan gaya joget yang sedikitnya bernuansa pornoaksi. Jenis Musik dan kekhasan goyang inilah yang sebetulnya menyita perhatian publik. Apabila terus dipertahankan, dapat berpengaruh pada lagu yang dikreasi.

Fenomena seperti ini tidak secara langsung menggambarkan rendahnya cara berpikir di kalangan generasi milenial. Lagu Bento yang diciptakan begitu elok maknanya, begitu dalam artinya. Diporak-porandakan begitu saja oleh generasi muda. Diekspresikan dengan tidak etis, dan sangat menjijikkan. Keresahan bagi setiap insan yang menyaksikan fenomena “goyangan” dari “lagu Bento” ini sebenarnya menjadi perhatian dan diskusi yang urgenuntuk mengubah paradigma semua kalangan agar tidak salah dalammengartikan makna lebih khusus makna dari setiap lagu yang dilantunkan yang sedang populer.***

Artikel ini ditulis oleh : Guidella Arizona (Mahasiswi di Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng)

Halaman:

Editor: Bojes Seran


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah