Komitmen yang kuat dari kita semua. Tidak hanya komitmen di tingkat kabupaten, upaya advokasi komitmen pemerintah kecamatan sampai pemerintah desa juga harus optimal," katanya.
Baca Juga: Sikap Gubernur Bali Tolak Israel Dalam World Beach Games 2023 Dinilai Berlebihan
Upaya percepatan penurunan stunting, juga dilakukan melalui pendekatan sosial budaya, salah satunya dengan mengadopsi bahasa daerah yaitu Sgo Ngka, yang dalam terminology bahasa taliabu adalah Stop/Berhenti.
"Pendekatan sosial budaya dalam upaya percepatan penurunan stunting sangatlah penting karena persoalan stunting sangatlah kompleks," ucapnya.
Untuk itu, 33 Duta Sgo Ngka Stunting Desa yang telah dikukuhkan diharapkan dapat menjalankan 4 tugas pokok yang telah dirumuskan.
"Empat tugas pokok Duta Sgo Ngka Stunting yakni prioritas pembangunan nasional terkait upaya percepatan penurunan pencegahan stunting, mendukung pelaksanaan kebijakan daerah, ikut terlibat dalam percepatan penurunan stunting secara langsung dan mendorong penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui Tim Penggerak PKK," harapnya.
Baca Juga: Pemkab Taliabu Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Perkawinan Usia Dini
Ia bilang, penanganan stunting bukan hal yang mudah. Namun, jika dikerjakan bersama-sama akan bisa menurunkan angka stunting di Kabupaten Pulau Taliabu.
"Kepada semua OPD terkait untuk berkolaborasi dan berkomitmen, serta data anak-anak yang menderita stunting aktual, sehingga dalam melakukan intervensi bisa tepat sasaran dan goals percepatan penurunan stunting bisa tercapai," pintanya.
Selain pengukuhan Duta Sgo Ngka Stunting Desa, juga adanya penyerahan Petugas Yaga Mei (Pengasuh Anak) kepada Kepala Desa Lokus Stunting untuk bertugas di desa lokus stunting. Yaga Mei sendiri merupakan program inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting dengan menugaskan petugas kesehatan gizi dan bidan yang terlatih untuk membantu pemerintah desa dalam upaya penanganan stunting di desa lokus.