Refleksi diri bagi Seorang Anak di Hari Ibu 22 Desember 2022

- 20 Desember 2022, 19:11 WIB
Ilustrasi Hari Ibu Nasional yang diperingati pada 22 Desember.
Ilustrasi Hari Ibu Nasional yang diperingati pada 22 Desember. /Freepik/fwstudio/

VOX TIMOR-Tanggal 22 Desember telah dinobatkan sebagai Hari Ibu Nasional. Hari tersebut begitu bersejarah bagi kaum perempuan di Indonesia. Sejak disahkannya Hari Ibu oleh Presiden Soekarno pada tahun 1953, sebagian besar masyarakat Indonesia ikut berpartisipasi dalam perayaan tersebut. Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Wirianingsih berharap masyarakat dapat menjadikan momentum Hari Ibu sebagai momen refleksi diri bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Kebutuhan Pangan untuk Natal dan Tahun Baru Dipastikan Tersedia

Sejarah Hari Ibu
Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai Hari Ibu, alangkah baiknya jika kita mengenali sejarah hari Ibu terlebih dahulu. Hari Ibu pertama kali dirayakan pada tanggal 22 Desember 1953 melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1953. Tanggal tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia. Kongres Perempuan Indonesia pada saat itu merupakan salah satu perkumpulan yang sangat aktif berkontribusi terhadap kemajuan bangsa. Selain itu, kongres yang diikuti oleh organisasi wanita Aisyiah ini berhasil menempatkan peran perempuan tidak saja di dalam keluarga, tapi juga masyarakat dan negara.

Berangkat dari latar belakang sejarah tersebut, maka Hari Ibu tidak saja diperingati sebagai penghormatan kepada perempuan yang berperan sebagai Ibu. Namun, merupakan sebuah penghormatan kepada perempuan Indonesia, atas semua perjuangannya dalam membangun bangsa dan negara.

Refleksi Sebagai Seorang Anak
Pada beberapa masyarakat, Hari Ibu biasanya dimeriahkan dengan membebastugaskan seorang Ibu dari pekerjaan domestiknya. Adapula yang memberikan ucapan terima kasih dengan memberikan para Ibu hadiah, dan lain sebagainya. Namun, lebih dalam dari itu, Hari Ibu dapat menjadi sebuah perenungan kita sebagai seorang anak kepada Ibu atas semua bakti yang sudah kita berikan kepada mereka sebagai orang tua kita. Karena, agama mewajibkan kita untuk senantiasa ber-birull walidain kepada kedua orang tua kita. Bahkan, dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad sangat menekankan untuk menghormati Ibu.

Pada Hari Ibu ini, kita juga kembali diingatkan dengan semua perjuangan Ibu. Apapun kondisinya, kita harus senantiasa memberikan penghormatan kepada seorang Ibu. Mereka, rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk melahirkan kita ke dunia. Maka, coba kita kembali menakar apakah yang kita lakukan kepada Ibu kita selama ini sudah mampu mendatangkan ridha-Nya atau tidak. Karena, ridha Allah itu bertumpu pada ridha seorang Ibu.

Baca Juga: Berikut 10 Ucapan Hari Ibu, Untuk Agama Islami Yang Sederhana Namun Penuh Makna

Refleksi sebagai Seorang Ibu
Ibu merupakan sebuah peran yang sangat penting dan strategis untuk membangun sebuah peradaban. Karena, melalui tangannya lah akan terlahir anak-anak yang kuat dan siap untuk berjuang. Seorang Ibu juga akan menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam memaknai kehidupan. Itulah mengapa dalam agama disebutkan bahwa Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Peran seorang Ibu juga sangat diperlukan dalam mengendalikan sebuah tatanan sosial dalam masyarakat. Dalam sejarah Kongres Perempuan Indonesia, para Ibu kita di Aisyiahtelah memberikan teladan bahwa kekuatan seorang Ibu dapat memberikan dampak yang besar terhadap perbaikan sebuah bangsa dan negara. Mereka aktif bergerak dalam masyarakat dan politik, untuk memberikan kontribusi terbaiknya.

Oleh karena itu, diperlukan kesadaran bagi para kaum Ibu untuk senantiasa menambah pengetahuan dan kemampuannya dalam mendidik anak, mengelola keluarga, dan berkontribusi aktif di dalam masyarakat. Tidak bisa seorang Ibu hanya mengurung diri dalam rumah, tanpa terlibat di dalam masyarakat. Tidak bisa juga seorang Ibu aktif di luar rumah namun mengabaikan perannya di dalam rumah. Agar kedua peran tersebut berjalan seimbang, maka diperlukan pemahaman dan kemampuan yang baik dalam membagi perannya tersebut.

Sementara itu, Menurut Dokter Hasto, peran perempuan dalam keluarga sangat penting. Bahkan perannya sudah ada dari sejak sebelum terjadinya kehamilan. Suatu keistimewaan bahwa seorang perempuan dilahirkan dan melahirkan. Dalam pembuahan atau konsepsi 1 sel telur yang siap dibuahi sel sperma harus bagus dan sempurna, tidak boleh diganggu oleh stress karena akan terjadi kerusakan sel telur di tingkat intraseluler. Sebelum kehamilan terjadi perempuan harus memiliki jiwa yang tenang dan mental yang baik. Persiapan pembentukan sel telur pun 90 hari, lebih lama dari pembentukan sel sperma selama 75 hari.

Kemudian selama 55 hari pertama di dalam kandungan ibu, organ janin bertumbuh lengkap, sehingga apabila janin yang dikandung berjenis kelamin perempuan maka sel telurnya sudah terbentuk di dalam kandungan. Maka ibu hamil tersebut juga menentukan kualitas kesehatan calon cucunya juga. Maka dari itu mengapa Dokter Hasto mengatakan bahwa betapa peran perempuan sangat luar biasa.

 “Ibu adalah sosok yang di dalam keluarga kita ia bisa menjadi apa saja dalam sebuah keluarga. Bahkan peran ibu di dalam keluarga memang sangat besar. Ia dapat mengayomi, mendidik, mengajarkan berbagai hal kepada anak-anak kita tercinta. Bahkan ibu juga menjadi sosok menjembatani komunikasi keluarga apalagi di tengah kesibukan bapak-bapak. Sehingga komunikasi antara ayah anak dan ibu berjalan dengan baik,"tandas dia.

Editor: Bojes Seran


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x