Bentrok Kelompok NTT dan Maluku, Dua Pemuda NTT Luka Sayat

- 5 Juli 2022, 19:01 WIB
Susana pasca kericuhan di Babarsari Yogyakarta yang kini tengah ditangani pihak kepolisian Polda DIY.
Susana pasca kericuhan di Babarsari Yogyakarta yang kini tengah ditangani pihak kepolisian Polda DIY. /A.Purwoko/Yogyaline.com/sc video

VOX TIMOR - Tiga orang mengalami luka sayat, dua di antaranya adalah warga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dua warga NTT yang menjadi korban, yaitu Eduardus Edi Duli Puarae (22). Pemuda asal Bluwa RT 06 RW 02 Lewoleba Barat, Nubatukan, Lembata ini mengalami luka sayat dengan panjang 3 cm, kedalaman 1 cm dan mendapat 4 jahitan. Eduardus mendapat perawatan di Rumah Sakit Siloam.

Laporan ditujukan kepada Danrem 072/Pamungkas Yogyakarta perihal keributan Kelompok Luis (NTT) dengan Kelompok Kece (Maluku) di Glow Karaoke.

Baca Juga: Sultan Hamengku Buwono Mulai Buka Suara, Terkait Tawuran Anak NTT di Yogyakarta

Berdasarkan keterangan Kodim 0732/Sleman, kejadian berawal ketika Luis dan rekan-rekannya 12 orang melakukan karoke di Glow Karaoke . Pukul 01.30 WIB, Kelompok Luis dan rombongan keluar room karaoke dan hendak meninggalkan tempat tersebut.

Anak buah Kece enam orang yang sedang duduk-duduk di depan resepsionis/kasir kemudian menanyakan kepada Cecilia perihal apakah Kelompok Luis sudah membayar, kemudian dijawab oleh Cecilia bahwa Luis dan rombongan belum membayar.

Mendengar jawaban tersebut kemudian Kelompok Kece mendatangi rombongan Luis sehingga terjadilah keributan di depan dan di dalam Glow Karaoke.

Baca Juga: Berikut Tujuannya, Presiden Jokowi Minta Polri Kawal Tiga Agenda Besar Pemerintah

Di tengah keributan tersebut, Luis dan kelompoknya melakukan pengrusakan di bagian kasir. Merusak 2 buah monitor komputer dengan menggunakan senjata tajam.

Namun rupanya, bentrokan belum usai, sekitar pukul 03.05 WIB Luis dan kelompoknya kembali ke lokasi dengan massa yang lebih besar.

Luis dengan massa berjumlah 30 orang mendatangi Karaoke Glow kemudian kembali melakukan perusakan.

Baca Juga: Berikut Tujuannya, Presiden Jokowi Minta Polri Kawal Tiga Agenda Besar Pemerintah

Kaca bagian depan Glow Karaoke mengalami kerusakan cukup parah.

Belum puas, Luis dan kelompoknya berkumpul di Ruko Babarsari sekitar pukul 05.10 WIB kemudian bergerak menuju Perum Jambusari Ngemplak untuk mendatangi tempat tinggal Kece.

Akibat bentrokan ini, sedikitnya tiga orang mengalami luka-luka yakni Eduardus Edi Duli Puarae, Tarsius Wemfrudts dan Randyanto Embu Gusi.

Untuk meredam bentrokan dua kelompok massa asal Indonesia Timur itu, Kodim 0732/Sleman melakukan upaya damai.

Baca Juga: Tito Karnavian Jadi MenPAN RB Ad Interim Selama 12 Hari, Siapa Cocok Gantikan Tjahjo Kumolo?

Sejumlah upaya yang dilakukan yaitu, berkoordinasi dengan aparat setempat agar keributan tidak meluas.

Sultan Hamengku Buwono 

Kondisi Yogyakarta yang mencekam akibat tawuran melibatkan anak NTT di Babarsari. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X (Sultan HB X) angkat bicara.

Sultan Hamengkubuwono tidak terima kawasan Babarsari, Jogja, rusuh karena tindakan sekelompok oknum yang berseteru. Sebab, tindakan tersebut sudah mencoreng nama baik daerah.

Baca Juga: Berikut Tujuannya, Presiden Jokowi Minta Polri Kawal Tiga Agenda Besar Pemerintah

Sultan HB X bersedia terjun langsung mendamaikan pihak yang bertikai yang melibatkan anak NTT.

Sultan HB X memberikan sinyal kesiapannya untuk terjun langsung mendamaikan tawuran warga di wilayah Babarsari, Sleman.

“Silahkan saja bagi saya tidak ada masalah, nanti kalau memang tidak bisa, ya saya nerjuni [terjun langsung] enggak masalah,” katanya sebagaimana dilansir Harianjogja.com, Selasa, 4 Juli 2022.

Akan tetapi Sultan HB X menggarisbawahi upaya damai itu harus tetap diikuti dengan penindakan bagi pelanggar hukum dalam kasus tawuran di Babarsari Yogyakarta tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan 1 Juta Formasi PPPK Untuk Pegawai Honorer, Lowongan CPNS 2022: Cuma 8.941

“Tetapi tidak hanya menjembatani tetapi tindak pelanggar hukum, itu aja,” ucapnya.

Sultan HB X menyesalkan terjadinya kerusuhan di Babarsari. Seharusnya tindakan kekerasan itu tidak perlu terjadi. Ia menegaskan sekitar tiga tahun silam dirinya pernah melakukan dialog dengan pihak-pihak yang bertikai.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Frederico Da Costa


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah