Cukup Menyentuh Hati, Begini Kisah Dokter Cantik Saat Mencoba Bunuh Diri di Jembatan Liliba NTT

- 15 Agustus 2022, 09:23 WIB
Seorang Gadis Berniat Bunuh Diri di Jembatan Liliba Kupang
Seorang Gadis Berniat Bunuh Diri di Jembatan Liliba Kupang /Flores Terkini/Facebook Grup Flobamorata Tabongkar

Mungkin ini agak sulit dipahami, mengingat budaya dan pola pikir masyarakat NTT dan Jakarta. Di Jakarta, tuntutan belajar dan bekerja sangat tinggi, dan banyak orang yang mengalami masalah kesehatan mental akibat ini.

"Jakarta lebih mirip dengan Seoul, Korea Selatan, yang memiliki tuntutan serupa. Di Korea Selatan sendiri, angka kematian akibat bunuh diri mencapai 28,6 jiwa per 100.000 penduduk, menempati posisi ke-4 tertinggi di seluruh dunia," kata dokter.

Sekarang, coba bayangkan, Anda menghadapi kesulitan istirahat karena tuntutan belajar/bekerja yang sangat tinggi. Anda menemukan teman-teman yang seperjuangan dengan Anda.

Baca Juga: Kapolres Malaka Didesak Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi yang Telah Dilaporkan, 'Jangan Jadikan ATM Berjalan'

Oleh karena itu, Anda dan teman-teman Anda saling mendukung satu sama lain, terutama ketika ada yang sedang mengalami burnout atau bahkan sudah sampai ke tahap bermasalah secara mental. Kalian berusaha untuk tetap bertahan hidup bersama, karena kalian adalah comrade (kawan).

Nah, sekarang bayangkan pula... kawan seperjuangan Anda tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Apa yang akan Anda rasakan?

Dua sahabat saya meninggal dalam dua bulan berturut-turut. Saya belum selesai berkabung untuk yang pertama, dan tiba-tiba yang kedua meninggal.

"Saya tidak menyalahkan diri saya, karena itu pilihan teman-teman saya. Tapi, saya merasakan sakit hati yang mendalam, seperti hati saya dirobek dan kosong di tempat yang dulunya mereka isi," jelas dokter.

Ya, ini merupakan bentuk kasih Filia.

Baca Juga: Gegara Kasus Ferdy Sambo? Kapolda NTT Mutasi Sejumlah Perwira

Halaman:

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x