VOX TIMOR - Masyarakat Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tinggal disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai Benenai diminta waspada terhadap banjir.
Masyarakat disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) sungai Benenai diimbau untuk tetap waspada terhadap berbagai potensi bencana alam yang diakibatkan hujan deras dengan intensitas tinggi di Kabupaten Malaka.
Pasalnya berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi terjadinya hujan deras masih sangat mungkin terjadi hingga 3 hari kedepan.
Baca Juga: BMKG: Waspada Bibit Siklon Tropis 97W dan 98W Dekat Indonesia, Siaga Bencana Hidrometeorologi
Terkini, di Kabupaten Malaka sejak Selasa 28 Juni 2022 malam Hujan mengguyur Kota Betun sejak dini hari tadi hingga sore ini, Rabu 29 Juni 2022.
Info terkini, terpantau Bendungan Benenai dan Jembatan Benenai saat ini tetap aman.
Meski demikian belum ada laporan terkait banjir kiriman dari Banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) itu melandai wilayah pemukiman.
Diberitakan sebelumnya, banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) nyaris menjebol tanggul Sungai Benenai di Dusun Weibun, Desa Forekmodok,Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka.
Baca Juga: Diduga Maling Uang Rakyat, Dua Mantan Kepala Desa di Kabupaten Malaka Ditetapkan Jadi Tersangka
Tanggul yang di dusun ini sudah mengalami pengikisan oleh banjir beberapa waktu lalu. Hingga kini Pemda Malaka sudah mengambil langkah penanganan darurat atau pembuatan tanggul.
Pasalnya, dampak dari banjir kiriman itu beberapa jenis tanaman seperti jagung, padi, pisang, ubi dan kelapa milik warga setempat terbenam lumpur.
Respon Pemda Malaka
Pemerintah Kabupaten Malaka membangun tanggul sepanjang 550 meter di Desa Naimana, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Provinsi NTT.
Baca Juga: BMKG: Waspada Bibit Siklon Tropis 97W dan 98W Dekat Indonesia, Siaga Bencana Hidrometeorologi
Kepala Dinas PUPR Malaka Yohanes Nahak mengatakan pembangunan tanggul itu sebagai upaya konkrit dari pemerintah untuk melindungi warga yang bermukim di pinggir daerah aliran Sungai Benenai.
Yohanes Nahak mengatakan setiap tahun warga di sekitar Sungai Benenai selalu terdampak banjir.
"Setelah turun ke lokasi, Pak Bupati menginstruksikan kami untuk mengukur dan membuat RAB sesuai prosedur yang berlaku,"ujar Yohanes Nahak kepada wartawan Kamis 10 Maret 2022 lalu.
Pembangunan tanggul itu menggunakan dana dari Biaya Tak Terduga (BTT) senilai Rp 2,8 miliar.
"Tapi, pascabanjir kemarin mereka baru sadar dan memberi lahan untuk membangun tanggul di lokasi itu yang terbentang dari Desa Naimana Kecamatan Malaka Tengah ke Desa Forekmodok Kecamatan Weliman,"tuturnya.
Pihaknya juga tengah berupaya untuk membuat tanggul di daerah yang menjadi titik luapan banjir.
Baca Juga: Lansia Asal Watunggene Matim Akan Jalani Operasi Katarak di Kupang
Titik itu ada di Desa Oanmane, Desa Sikun Desa Motaain, Desa Forekmodok, Desa Angkaes, Desa Lamudur dan Desa Lawalu.***