WADUH! Ternyata Myanmar Tak Diundang di KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo

- 8 Mei 2023, 21:37 WIB
Ketibaan Presiden Jokowi Dodo beserta Iriana Jokowi Dodo di Bandar Udara Internasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu 7 Mei 2023.
Ketibaan Presiden Jokowi Dodo beserta Iriana Jokowi Dodo di Bandar Udara Internasional Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu 7 Mei 2023. /Foto: Ist

VOX TIMOR - Sesuai keputusan para pemimpin negara ASEAN sepakat tidak mengundang Myanmar pada level politik di KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

"Myanmar sesuai dengan keputusan leaders ASEAN sebelumnya, maka Myanmar tidak diundang pada level politik atau termasuk non political level" ungkap Retno Marsudi.

Retno mengungkap ada delapan ASEAN leaders akan hadir termasuk Sekjen ASEAN dan Perdana Menteri Timor Leste. Namun, Thailand tidak dapat hadir karena akan Pemilu.

Baca Juga: Presiden Jokowi Jalan Kaki Kunjungi Kawasan Wisata Kuliner Kampung Ujung Labuan Bajo

"Ada delapan ASEAN leaders akan hadir, satu sekjen ASEAN plus satu Perdana Menteri Timor Leste. Delapan ASEAN leaders itu satu Thailand menyatakan tidak dapat hadir karena tanggal 14 Thailand akan pemilu" ungkap Retno Marsudi.

Indonesia memastikan tiga pilar utama keketuaannya di ASEAN 2023 menjadi hasil yang konkret dan bisa diterapkan oleh masing-masing negara anggota dalam jangka panjang.

Indonesia mendorong ASEAN terus menjadi motor stabilitas dan perdamaian kawasan maupun dunia.

Baca Juga: Sultan Menginap di Bali, Bolak-balik ke KTT ASEAN Labuan Bajo

Ada tiga pilar utama dalam tema keketuaan Indonesia "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth".

Pilar pertama adalah ASEAN Matters, bahwa bagaimana Indonesia akan memimpin negara-negara anggota untuk menjadikan ASEAN mampu menghadapi berbagai tantangan visi besar ASEAN di 2045 khususnya membahas isu Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), perlindungan pekerja migran hingga isu-isu krusial lainnya.

Selanjutnya pilar kedua Epicentrum of Growth, bahwa bagaimana Indonesia akan menjaga dan memperkuat kerja sama nyata negara anggota ASEAN.

Baca Juga: Serius Cegah Stunting, Pemkab Taliabu Terima Penghargaan Percepatan Penurunan Stunting

Sehingga nantinya kawasan ASEAN dapat menjadi kawasan yang disegani secara global.

Terakhir, pilar ketiga adalah mengenai Implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) bagaimana Indonesia terus bekerja sama dengan negara-negara Indo-Pasific tidak hanya soal keamanan dan pertahanan, tetapi juga ekonomi dan ekonomi berkelanjutan.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa prinsip Indonesia di keketuaan ASEAN 2023 adalah kolaborasi dan kerja sama dengan semua pihak.

Baca Juga: Presiden Jokowi Jalan Kaki Kunjungi Kawasan Wisata Kuliner Kampung Ujung Labuan Bajo

Hal tersebut ditegaskan Presiden usai meninjau simulasi penyambutan kedatangan pemimpin ASEAN, di Bandar Udara (Bandara) Internasional Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Prinsip Indonesia di keketuaan ASEAN adalah kolaborasi dan kerja sama dengan siapa pun. Dan, kita juga tidak ingin ASEAN menjadi proksi siapa pun, proksi negara mana pun,” ujar Presiden.

Lebih lanjut, Kepala Negara menginginkan ASEAN tetap terbuka dan bisa bekerja sama dengan negara mana pun.

Baca Juga: Serius Cegah Stunting, Pemkab Taliabu Terima Penghargaan Percepatan Penurunan Stunting

Selain itu, Kepala Negara juga menekankan prinsip dialog dalam menyelesaikan setiap masalah yang ada di ASEAN. Termasuk termasuk dalam isu Myanmar yang juga akan menjadi salah satu poin pembahasan para pemimpin ASEAN pada KTT ke-42 ini.

“Iya, Itu secara khusus akan dibahas. Tetapi, acuan kita tetap untuk Myanmar, acuan kita tetap five-point consensus, tetap jadi acuan, tetapi itu harus dengan dialog, karena menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi,” ujarnya.

Presiden pun berharap agar konflik di Myanmar dapat segera diselesaikan. Setidaknya ada tiga hal yang ditekankan Presiden Jokowi terkait isu Myanmar, mulai dari penghentian kekerasan hingga mendorong peran aktif dari Myanmar dalam dialog-dialog.

Baca Juga: Sultan Menginap di Bali, Bolak-balik ke KTT ASEAN Labuan Bajo

“Pertama, kekerasan harus dihentikan, segera dihentikan. Yang kedua, bantuan kemanusiaan harus sampai ke rakyat di Myanmar. Yang ketiga, dialog-itu yang penting-yang ingin kita yang aktif tidak hanya di sini, tetapi juga di Myanmar sendiri juga harus aktif untuk berperan dalam dialog-dialog yang kita lakukan,” pungkasnya.***



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x