VOX TIMOR - Ambulans nekat menerobos banjir, mengantarkan jenazah
menuju Desa Kerirea Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
Padahal Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat dikatakan sebagai tempah lahirnya Pancasila.
Belum lagi, Kabupaten Ende memiliki para politisi yang hebat, seperti Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena, serta para politisi lainnya.
Aksi ini menjadi viral khsusnya di laman Facebook.
Baca Juga: Berkas Dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi NTT, Tersangka Ira Ua Menangis Saat Konfrensi Pers
Dalam video berdurasi 1 menit 17 detik itu, tampak sebuah mobil ambulans yang mengangkut jenasah dengan suara sirene dan tangisan keluarga, menerobos sebuah kali yang tengah dialiri arus sungai yang deras.
Dikutip dari berbagai sumber, diketahui ambulans itu sedang mengantarkan jenazah almarhum Hermanus menuju kampung Woropau, Desa Kerirea, Kecamatan Nangapanda, kabupaten Ende.
Sementara dari atas jembatan gantung terdengar isak tangis beberapa orang yang diduga kerabat.
Dengan bahasa daerah Ende, mereka berharap ambulans tersebut bisa melewati kali yang cukup deras.
Sementara itu, salah seorang Nitizen di grup Bacarita NTT menulis dalam captionnya "Ambulans dan Banjir"
Ini kampung kami. Kampung kami indah, namun juga berbahaya, terutama di musim hujan seperti ini.
Ini adalah salah satu contoh dari bahaya itu, dimana ambulans yang membawa jenazah harus menantang bahaya untuk mengantarkan jenazah ke kampung halamannya.
Ambulans itu menyeberangi kali tanpa jembatan penyeberangan, dan kalinya sedang banjir.
Setiap hari, setiap bulan, setiap tahun harapan tersemat di hati, semoga para pengambil kebijakan bisa memperhatikan nasib infrastruktur ke kampung kami.
Kampung Guna/Ndetufeo, Desa Sanggarhorho (menuju Desa Kerirea), Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende.
Demikian tulisan salah seorang di grup Facebook Bacarita NTT.
Menanggapi video tersebut, nitizen lainnya menulis
"Terkadang org kita lebih suka getol menyuarakan soal terwujudnya kekuasaan, jabatan,tp lupa mnyuarakan soal kebutuhan msyrakat akan akses yg layak padahal itu di depan mata kita sendiri"demikian Gusti Nggaja menanggapi video tersebut.
Sementara Robin Van Parham mengatakan, "Itu lah bukti pembangunan yg belum merata yang masih mengutamakan kota"
Semoga pemerataan pembangunan bisa terwujud.
Kades Kerirea Ambrosius Benga Karo saat dikonfirmasi redaksi pada Jumad 27 Mei 2022, membenarkan kejadian tersebut.
"Ia benar kejadian itu, pada saat itu ambulans sedang mengantar jenazah almarhum Hermanus menuju kampung Woropau, Desa Kerirea," ungkap Ambros.
"Ia benar kejadian itu, pada saat itu ambulans sedang mengantar jenazah almarhum Hermanus menuju kampung Woropau, Desa Kerirea," ungkap Ambros.
Baca Juga: Kakanwil Kemenkumham NTT Minta Tim Pora Kembangkan Keterpaduan Pengawasan Orang Asing Sampai ke Desa
Dikatakannya hal tersebut terjadi dikarenakan tidak ada jembatan yang menghubungkan jalan itu.
Lanjutnya, jalan itu merupakan satu-satunya jalur yang menghubungkan kota kecamatan Nangapanda menuju Desa Kerirea.
Dikatakannya hal tersebut terjadi dikarenakan tidak ada jembatan yang menghubungkan jalan itu.
Lanjutnya, jalan itu merupakan satu-satunya jalur yang menghubungkan kota kecamatan Nangapanda menuju Desa Kerirea.
"Memang ada jembatan, tapi hanya jembatan gantung, dan itu hanya bisa dilalui kendaraan roda dua," ujarnya.
Baca Juga: Kakanwil Kemenkumham NTT Minta Tim Pora Kembangkan Keterpaduan Pengawasan Orang Asing Sampai ke Desa
Hal itu terpaksa dilakukan, menurutnya, sangat tidak mungkin warga pikul peti jenazah dari kali menuju kampung Woropau Desa Kerirea mengingat jaraknya sangat jauh yakni 9 KM, dan juga kondisi jalan yang cukup parah.***
Hal itu terpaksa dilakukan, menurutnya, sangat tidak mungkin warga pikul peti jenazah dari kali menuju kampung Woropau Desa Kerirea mengingat jaraknya sangat jauh yakni 9 KM, dan juga kondisi jalan yang cukup parah.***