VOX TIMOR - Akibat fenomena gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah perairan di Indonesia.
Sebanyak sembilan nelayan asal Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan hilang setelah kapal mereka terbalik di wilayah perairan Pulau Pasir, Laut Timor.
"Berdasarkan laporan ada 12 orang ABK (anak buah kapal) yang ada di dalam kapal nelayan itu, sembilan orang hilang dan belum ditemukan," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang Emy Freezer yang dilansir dari Antara.
Baca Juga: Peringatan Dini Gelombang Tinggi Senin 21 Maret 2022, BMKG: 7 Perairan Capai 2,5 – 4 Meter
Emy Freezer mengatakan bahwa petugas patroli Australia menemukan kapal nelayan Kuda Laut dalam keadaan terbalik di wilayah perairan itu.
Tiga awak kapal nelayan itu, menurut dia, sudah ditemukan dalam keadaan selamat dan kini masih menjalani perawatan di Australia.
Baca Juga: BMKG Turunkan 34 Tim Amati Hilal, Penentuan Awal Ramadan pada 1 April
Freezer mengatakan bahwa di antara sembilan awak kapal yang hilang ada Yohanis Balu, nakhoda kapal nelayan tersebut.
Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang sedang berkoordinasi untuk mencari anak buah kapal nelayan yang hilang.
Pencarian sudah dilakukan di perairan Pulau Pasir, yang berada sekitar 320 km dari pantai barat-utara Australia dan 170 km di sebelah selatan Pulau Rote.
Belakangan ada fenomena gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah perairan di Indonesia. Kira-kira, apa sih penyebabnya.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, potensi gelombang laut sangat tinggi ini merupakan dampak atau pengaruh dari pola dan kecepatan angin.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Utara - Timur dengan kecepatan angin berkisar 5 - 20 knot.
Baca Juga: Selamat Kepada Miguel Oliveira, Presiden Jokowi Ternyata Jagokan Marc Marquez dan Fabio Quartararo
Sedangkan, di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8 - 25 knot.
Tidak hanya itu, kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Jawa, Laut Flores, perairan selatan Nusa Tenggara Timur.
Dengan adanya kondisi tersebut, meningkatkan potensi gelombang tinggi 1,25, hingga potensi gelombang sangat tinggi mencapai 6 meter.***