Dituding Lecehkan Anak Laki-laki, Inilah Sosok Peraih Nobel Perdamaian Uskup Belo di Timor Leste

- 30 September 2022, 08:26 WIB
Uskup Belo dalam sebuah misa di Dili pada 8 Oktober 1999. Ia diduga melakukan pelecehan terhadap sejumlah remaja laki-laki pada tahun 1990-an dalam laporan investigasi media Belanda. Pihak Vatikan pun menanggapi dugaan itu.
Uskup Belo dalam sebuah misa di Dili pada 8 Oktober 1999. Ia diduga melakukan pelecehan terhadap sejumlah remaja laki-laki pada tahun 1990-an dalam laporan investigasi media Belanda. Pihak Vatikan pun menanggapi dugaan itu. /Reuters/Jason Reed.

VOX TIMOR - Carlos Filipe Ximenes Belo atau yang dikenal sebagai Uskup Belo dari Timor Leste tengah menjadi sorotan.

Carlos Filipe Ximenes Belo atau Uskup Belo dari Timor Leste dilaporkan telah melakukan dugaan pelecehan seksual kepada anak laki-laki.

Melansir berbagai sumber, korban berinisial P, yang saat ini berusia 42 tahun menceritakan apa yang dialaminya di sekitar umur 15.

Baca Juga: Vatikan Beri Klarifikasi Soal Dugaan Pelecehan Seksual Uskup Belo

Majalah De Groene Amsterdammer mewartakan, suatu hari Uskup Belo mengundang P ke kediamannya setelah dia menghadiri misa yang dipimpin sang uskup.

P yang tidak menaruh curiga apa-apa mengaku terhormat dengan ajakan Belo itu dan memutuskan datang ke alamat yang ada di jalan pesisir Dili dengan pemandangan laut yang indah itu.

Dua korban membuka pengalaman masa alunya kepada media Belanda De Groene Amsterdammer pekan ini. 

Baca Juga: Ajudan Bupati David Juandi dan Oknum ASN Dilaporkan ke Polisi

Uskup Belo disebut membawa P ke kamarnya di suatu malam dan terjadi dugaan pelecehan seksual tersebut. Setelah mengalami kejadian itu, P mengaku diberi uang.

"Di pagi hari saya lari cepat. Saya sedikit takut. Saya merasa sangat aneh," kata P seperti dikutip, Rabu, 28 September 2022.

Kejadian itu berlaku satu kali kepada P. Tapi korban lainnya, R, juga mengaku mengalami pelecehan yang sama.

R yang saat itu masih berusia 14 tahun menyatakan mendapat pelecehan saat Uskup Belo mengunjungi kota tempat dia tinggal.

Baca Juga: Polisi Tangkap Polisi! Propam Polda NTT Periksa Polisi Tembak Warga Sipil

Sama halnya dengan P, R diminta datang oleh uskup ke biara dan saat malam tiba dia membawa korban ke kediamannya.

Setelah mendapat pelecehan R juga mengaku diberikan uang yang dia anggap sebagai tutup mulut.

Berdasarkan investigasi De Groene, jumlah korban Uskup Belo diduga lebih banyak lagi.

De Groene berbicara dengan dua puluh orang yang mengetahui kasus ini seperti pejabat tinggi, pejabat pemerintah, politisi, pekerja LSM, orang-orang dari gereja dan profesional.

Baca Juga: Warga Ditembak Tim Buser Belu, PP PMKRI Mendesak Polda NTT Memberi Atensi Khusus

Lebih dari separuh dari mereka secara pribadi mengenal seorang korban, sementara yang lain tahu tentang kasus tersebut dan sebagian besar membahasnya di tempat kerja.

De Groene juga berbicara dengan korban lain yang tidak mau menceritakan kisah mereka di media. 

Pelecehan seksual berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Tuduhan P dan R mengacu pada tahun 90-an. 

Baca Juga: Ajudan Bupati David Juandi dan Oknum ASN Dilaporkan ke Polisi

Takhta Suci, lembaga-lembaga gereja Katolik yang bertanggung jawab termasuk Dikasteri untuk Ajaran Iman (DDF), kardinal Virgílio do Carmo da Silva di Dili dan rektor mayor Kongregasi Salesian, belum menanggapi mengenai masalah ini.

Uskup Belo mengangkat telepon De Groene, tetapi kemudian segera menutupnya.

Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo bukan hanya pemimpin kuat gereja Katolik Roma Timor-Leste, tetapi juga pahlawan nasional dan mercusuar harapan bagi rakyatnya.

Baca Juga: Kronologi Penembakan Warga di NTT Versi Polisi Berbeda Dengan Saksi Mata

Pada 1996, Belo menerima Hadiah Nobel Perdamaian, bersama dengan aktivis dan diplomat José Ramos-Horta, presiden Timor-Leste saat ini. 

Sosok Uskup Belo

Sosok Uskup Belo bukan hanya pemimpin gereja Katolik Roma Timor-Leste, tetapi juga pahlawan nasional dan harapan bagi rakyatnya.

Pada 1996, Belo menerima Hadiah Nobel Perdamaian, bersama dengan aktivis dan diplomat José Ramos-Horta, presiden Timor-Leste saat ini.

Baca Juga: Ajudan Bupati David Juandi dan Oknum ASN Dilaporkan ke Polisi

Uskup Belo dan Ramos-Horta dianugerahi Nobel Perdamaian atas upaya mereka meraih solusi yang adil dan damai atas konflik di Timor Timur.

Uskup Belo lahir pada 3 Februari 1948 di Wailacama, Timor Leste. Dia dibesarkan dalam keluarga petani dan mulai tertarik pada pertanyaan agama sejak usia dini. Kemudian dia ditahbiskan menjadi imam Katolik pada 1981.

Tak lama setelah terpilih sebagai kepala gereja Katolik di Timor Timur pada 1983, Carlos Belo secara terbuka mengecam invasi Indonesia ke Timor Leste.

Uskup Belo mendapatkan pengawasan bahkan diintimidasi saat berjuang. Namun, dia tidak mundur dan terus berbicara untuk perlawanan tanpa kekerasan terhadap penindasan.

Baca Juga: Polisi Tembak Polisi di Jakarta, Bersambung ke Polisi Tembak Masyarakat di NTT

Pada 1989 ia menuntut agar PBB mengatur plebisit di Timor Timur. Setelah pembantaian berdarah dua tahun kemudian, ia membantu menyelundupkan dua saksi ke Jenewa, di mana mereka menggambarkan pelanggaran tersebut kepada Komisi Hak Asasi Manusia PBB.

Perjuangan Belo mendapat simpati Paus di Roma, yang ditunjukkan dengan mengunjungi Timor Timur pada akhir 1980-an.  

Tiba-tiba Belo mengundurkan diri sebagai kepala gereja. Paus membebaskannya dari tugasnya pada 26 November 2002.

Peraih Hadiah Nobel Perdamaian mengatakan dia menderita kelelahan fisik dan mental.

Baca Juga: Viral! Ada Penampakan Burung Merpati Putih di Patung Bunda Maria Setinggi 16 Meter di TTU

Pada Januari 2003, Belo meninggalkan Timor-Leste, secara resmi untuk memulihkan diri di Portugal. 

Setelah berbicara dengan prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-bangsa dan rektor mayor kongregasi Salesian, dia memilih posisi baru, katanya dalam sebuah wawancara dengan agen Katolik UCA News.

Pada Juni 2004 ia menjadi 'asisten imam' di Maputo, Mozambik.***

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Anang Fauzi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x