"Di pagi hari saya lari cepat. Saya sedikit takut. Saya merasa sangat aneh," kata P seperti dikutip, Rabu, 28 September 2022.
Kejadian itu berlaku satu kali kepada P. Tapi korban lainnya, R, juga mengaku mengalami pelecehan yang sama.
R yang saat itu masih berusia 14 tahun menyatakan mendapat pelecehan saat Uskup Belo mengunjungi kota tempat dia tinggal.
Baca Juga: Polisi Tangkap Polisi! Propam Polda NTT Periksa Polisi Tembak Warga Sipil
Sama halnya dengan P, R diminta datang oleh uskup ke biara dan saat malam tiba dia membawa korban ke kediamannya.
Setelah mendapat pelecehan R juga mengaku diberikan uang yang dia anggap sebagai tutup mulut.
Berdasarkan investigasi De Groene, jumlah korban Uskup Belo diduga lebih banyak lagi.
De Groene berbicara dengan dua puluh orang yang mengetahui kasus ini seperti pejabat tinggi, pejabat pemerintah, politisi, pekerja LSM, orang-orang dari gereja dan profesional.
Baca Juga: Warga Ditembak Tim Buser Belu, PP PMKRI Mendesak Polda NTT Memberi Atensi Khusus
Lebih dari separuh dari mereka secara pribadi mengenal seorang korban, sementara yang lain tahu tentang kasus tersebut dan sebagian besar membahasnya di tempat kerja.
Editor: Anang Fauzi
Sumber: Berbagai Sumber