Waduh! Uskup Belo Dituding Melakukan Pelecehan Seksual Terhadap Anak

29 September 2022, 20:44 WIB
Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo atau Uskup Belo diduga lakukan pelecehan se**ual terhadap remaja laki-laki selama tahun 1990-an, sesual hasil investigasi media Belanda. /Foto Uskup Belo/Tekdeeps.

VOX TIMOR - Mantan uskup agung Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Pria yang akrab disapa Uskup Belo pernah mendapat Hadiah Nobel Perdamaian bersama José Ramos-Horta pada 1996.

Tuduhan tersebut pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Belanda De Groene Amsterdammer yang mencatat kesaksian dari para korban dan berbicara kepada puluhan orang yang mengeklaim mereka tahu tentang kasus atau secara pribadi mengenal para korban.

Baca Juga: Ajudan Bupati David Juandi dan Oknum ASN Dilaporkan ke Polisi

Salah seorang korban sekarang berusia 42 tahun mengatakan, uskup pernah meminta tindakan seksual dengan imbalan uang ketika dia masih remaja.

Dengan nama samaran Paulo, dia mengaku didekati oleh uskup pada akhir misa ketika baru berusia 15 atau 16 tahun.

Kemudian, dia diundang untuk datang ke kediaman uskup.

Baca Juga: Warga Ditembak Tim Buser Belu, PP PMKRI Mendesak Polda NTT Memberi Atensi Khusus

Setelah memenuhi undangan itu, pada malamnya, uskup disebut mencopoti pakaiannya, membelai dia, dan melecehkannya dengan imbalan uang.

Menurut para saksi, kasus pelecehan pertama terjadi pada 1980-an, sebelum Ximenes Belo diangkat menjadi uskup agung Dili, ibu kota Timor Timur.

Sebagai seorang uskup, Ximenes Belo dikenal sebagai sosok yang vokal dalam membela hak dan kebebasan sebagian besar orang Timor Timur Katolik selama beberapa dekade, mulai dari tahun 1975-1999.

Baca Juga: Kronologi Penembakan Warga di NTT Versi Polisi Berbeda Dengan Saksi Mata

Ratusan ribu orang Timor-Leste meninggal selama pendudukan dan pelanggaran HAM berat dilakukan.

Dilansir The Tablet, Kamis 29 September 2022, uskup Belo dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1996 bersama dengan politikus Timor yang saat itu diasingkan, Ramos Horta.

Mereka menarik banyak perhatian internasional untuk masalah Timor.

Baca Juga: Polisi Tembak Polisi di Jakarta, Bersambung ke Polisi Tembak Masyarakat di NTT

Menurut De Groene Amsterdammer, tuduhan pertama kali muncul pada 2002 setelah Timor Timur memperoleh kemerdekaan, tetapi tidak dipublikasikan.

Uskup agung mengundurkan diri pada November tahun itu karena alasan kesehatan dan pindah ke Portugal saat dia terus tinggal bersama Salesian, ordo religius yang ia ikuti sebelum diangkat menjadi uskup.

Saat ditanya oleh media Portugal, Salesian menolak berkomentar.

Baca Juga: Kronologi Penembakan Warga di NTT Versi Polisi Berbeda Dengan Saksi Mata

Tuduhan tentang kejahatan masa lalu uskup, dikatakan telah dilakukan terhadap remaja laki-laki yang sering rentan, termasuk para seminaris dan telah beredar di kalangan Gereja di Portugal selama bertahun-tahun, tetapi tidak pernah terdengar sampai ke media.

Menurut De Groene Amsterdammer, Uskup Ximenes Belo berada di bawah pembatasan perjalanan yang diberlakukan Vatikan dan tidak dapat kembali ke Timor Timur tanpa izin.***

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Anang Fauzi

Sumber: De Groene Amsterdammer

Tags

Terkini

Terpopuler