Calo CPNS 2022 Beraksi; Bayar Ratusan Juta Rupiah Agar Anak Jadi PNS Ternyata Bohong, Korbannya Asal NTT

- 17 Juli 2022, 21:28 WIB
Ilustrasi. Informasi lowongan ASN 2022 dan jawaban Menpan RB Tjahjo Kumolo terkait CPNS akan ada atau tidak beserta formasi dan syarat PPPK.
Ilustrasi. Informasi lowongan ASN 2022 dan jawaban Menpan RB Tjahjo Kumolo terkait CPNS akan ada atau tidak beserta formasi dan syarat PPPK. /Tangkap layar sscasn.bkn.go.id

VOX TIMOR - Pemerintah memastikan akan kembali membuka lowongan calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2022 dan pegawai pemerintah negeri sipil (PPPK) untuk tahun anggaran 2022.

Sementara kasus penipuan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) atau Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sudah mulai terjadi di NTT.

Pasalnya, seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) 2022 dan pegawai pemerintah negeri sipil (PPPK) untuk tahun anggaran 2022 belum dilaksanakan, masyarakat di NTT sudah tertipu.

Baca Juga: Ingin Miliki Istri Punya Gairah Seks Tinggi? Seksolog: Silahkan Pilih Wanita yang Miliki Bulu Seperti Ini

Seperti halnya Edeltrudis Lejung, perempuan warga Kelurahan Pau, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kini harus berurusan pihak kepolisian usai ‘EH’ sebagai korban penipuan melaporkan Edeltrudis Lejung ke Polres Manggarai Senin, 13 Juni 2022 lalu.

Melansir berbagai sumber, Edeltrudis Lejung mencatut nama Badan Kepegawaian Negara (BKN), diduga kuat telah melakukan penipuan usai menjanjikan rekannya mengangkat PNS tanpa tes, dengan minta mahar senilai 180 juta.

Baca Juga: Presiden Jokowi Keluarkan Inpres Peningkatan Akses Kesehatan Bagi Ibu Hamil melalui Jampersal

EH menerangkan membenarkan kalau dirinya ditipu, untuk mengangkat PNS anaknya tanpa tes. Korban dijanjikan akan mengisi lowongan PNS yang mengundurkan diri yang bekerja di LAPAS di daerah NTT.

“Saya di telpon oleh Ibu Edel dan suaminya. Dijanjikan untuk mengangkat jadi PNS untuk anak saya. Mengisi lowongan di Lapas. Karena pengakuan Ibu Edel sejumlah 115 CPNS yang lulus ditempatkan di Papua dan di NTT mengundurkan diri. Karena itu dari BKN pusat meminta cari orang tamatan SMA untuk mengganti posisi itu. Ini bukan CPNS Lagi namanya tapi langsung PNS, karena ini kewenagan BKN Pusat,"ungkapnya.

Baca Juga: Korban Tewas Ditembak KKB di Papua Bertambah Menjadi 10 Orang

Dia melanjutkan, terduga pelaku berulang kali menelpon dan membujuknya. Bahkan diperkenalkan langsung melalui sambungan telepon dengan orang yang menyebut sebagai BKN pusat.

Tak cukup disitu, terduga pelaku menyakini korban, dengan memberitahu jika anaknya sudah PNS lewat Jalur orang BKN, hanya tunggu pembekalan saja.

Baca Juga: Seksolog Zoya Amirin Blak Blakan Soal Bentuk Mr P Yang Bikin Enak

“Awalnya meragukan sekali. Setau saya untuk menjadi PNS harus melalui tes online. Tapi mereka menyakini saya dan diperkenalkan dengan orang yang mengakui sebagai BKN pusat melalui sambungan telepon,"terangnya.

Dia melanjutkan, korban diminta mentransfer uang senilai 180 juta. Uang dipergunakan untuk mengganti nama PNS yang mengundurkan diri. Menurutnya Pasca uang diserahkan paling lambat seminggu, NIP akan keluar.

Baca Juga: Presiden Jokowi Keluarkan Inpres Peningkatan Akses Kesehatan Bagi Ibu Hamil melalui Jampersal

“Tanggal 31 Maret Ibu edel dan suaminya mendatangi rumah. Waktu itu saya tanya persyaratannya. Dia bilang ke saya mentransfer uang sebesar 180 juta. Untuk menggantikan uang CPNS yang lulus yang tidak mau ditempatkan di Papua dan di NTT. Tapi sebagai tanda jadi diminta 120 juta dulu,"jelasnya.

Korban diminta transfer uang senilai 100 juta ditransfer ke rekening Edel. Sedangkan 80 juta sisanya ditransfer ke rekening Marlina selaku orang dekat BKN.

Baca Juga: Begini Karier Politik Ricky Ham Pagawak, Bupati Mamberamo Tengah

“Tanggal 31 Maret itu saya langsung transfer ke Ibu Edel 100 juta. Besok harinya 20 Juta. Karena saya diminta dan telpon terus, seminggu kemudian saya transfer lagi sisanya 60 juta,"tegasnya.

Korban merasa kecewa dan ditipu, sebab hingga saat ini, anaknya belum diangkat PNS. Diminta pertanggungjawaban terduga pelaku hanya mampu mengembalikan uang 100 juta dan sisanya dibawa kabur.

Baca Juga: Korban Tewas Ditembak KKB di Papua Bertambah Menjadi 10 Orang

Media kami menghubungi Polres Manggarai. Melalu Humas Ipda I Made Budiarsa menjelaskan kasus ini lagi dalam proses penyelidikan.

“Saat ini dalam proses penyelidikan. Menghadirkan saksi-saki” tegasnya.***

 

 

 

 

 

Editor: Anang Fauzi

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah