Kapolri Pecat Kapolres Bandara Soetta, Duit Narkoba Menjerat Aparat, Termasuk Jaringan Sambo?

2 September 2022, 21:19 WIB
Biodata dan Profil Listyo Sigit Prabowo, Kapolri Saat Ini /ANTARA/

VOX TIMOR - Selain memecat Kompol Chuck Putranto, Jumat 9 September 2022. Kapolri Listyo Sigit Prabowo memecat Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Komisaris Besar (Kombes) Edwin Hatorangan Hariandja.

Pemecatan melalui proses sidang yang berlangsung selama 15 jam pada Kamis 1 September 2022 hingga Jumat 2 September 2022 dini hari.

 

Majelis etik Polri, memecat Kombes Edwin lantaran merima imbalan uang dari penanganan dan penyidikan kasus peredaran barang haram, narkotika, dan obat-obatan terlarang senilai kurang lebih Rp 7,5 miliar.

Baca Juga: Bharada E Trauma! Gegara Skandal Gendong Putri Candrawathi di Duren Tiga? Susno Duadji Soroti Komnas HAM

“Berdasarkan hasil sidang KKEP, pelanggar dalam hal ini adalah Kombes Edwin Hatorangan, telah melakukan ketidakprofesionalan, dan penyalahgunaan kewenangan, sehingga sidang KKEP menyatakan PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat atau pecat),” kata Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri, Irjen Dedi Prasetyo, dalam siaran pers resmi yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu 31 Agustus 2022 lalu.

Kata Dedi, atas putusan KKEP tersebut, Kombes Edwin, memang mengajukan banding.

Akan tetapi, Dedi menegaskan, putusan tingkat pertama majelis etik dengan menyatakan PTDH, merupakan bentuk konsistensi, dan komitmen Kapolri Sigit, dalam upaya membersihkan Polri dari para anggota yang tak tertib hukum. 

Baca Juga: Kapolri Bongkar Cerita Lengkap Bharada E, Perwira Perusak CCTV di Duren Tiga Dipecat

Putusan pecat tersebut, kata Dedi, sebagai aksi tegas Polri, dalam memaksa anggotanya untuk tak terlibat dalam segala bentuk, apalagi jaringan praktik peredaran narkoba.

“Jadi putusan tersebut, adalah komitmen Kapolri untuk terus berbenah, dan tidak akan memberikan toleransi terhadap narkoba. Polri tegas dalam hal ini,” ujar dia.

Dedi menerangkan, kasus Kombes Edwin ini, berawal dari perannya sebagai Kapolres Bandara Sokerno-Hatta, pada Juni 2021.

Dikatakan Dedi, saat menjabat sebagai kepala polisi wilayah tersebut, ada penanganan kasus kejahatan peredaran narkoba. 

Baca Juga: Malam Layani Majikannya? Perut TKW di Arab Ini Makin Membesar, Takut Pulang Indonesia

Penyidikan kasus tersebut, dilakukan oleh tim penyidik Satres Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta.

Akan tetapi, dalam proses penyidikan kasus tersebut terjadi ragam penyimpangan.

Salah satunya, kata dia, adanya pelaporan terkait penerimaan uang oleh Kombes Edwin sebagai Kapolres Bandara Soetta.

Uang tersebut, kata Dedi, bersumber dari barang bukti narkotika yang disita dalam proses penyidikan. 

Baca Juga: Tingkatkan PAD Pemda Malaka Bekerjasama Dengan Bank NTT dan Kantor Pertanahan, Lakukan Terobosan Inovasi Pajak

Uang tersebut, diberikan oleh Kasat Reserse Narkoba senilai 225 ribu dolar Amerika, dan 376 ribu dolar Singapura. Jika dimata-uangkan lokal, nilai tersebut masing-masing senilai Rp 3,3 miliar, dan Rp 3,9 miliar.

Atas perbuatan Kapolres tersebut, majelis etik juga turut menyidang profesi terhadap 10 anggota kepolisian Polres Bandara Soekarno-Hatta yang terlibat dalam skandal tersebut. 

Kata Dedi menerangkan, sidang KKEP, juga memutuskan untuk memecat AKP Nasrandi, selaku Kasat Reserse Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta, pun juga memecat Iptu Triono A, selaku Kasubnit Satresnarkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga: Tingkatkan PAD Pemda Malaka Bekerjasama Dengan Bank NTT dan Kantor Pertanahan, Lakukan Terobosan Inovasi Pajak

Adapun terhadap Iptu Pius Sinaga, selaku Kanit Satresnarkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta, dihukum lima tahun demosi.

Sementara terhadap 7 anggota lainnya, kata Dedi, sidang KKEP memutuskan untuk melakukan demosi selama dua tahun. 

“Langkah ini, adalah wujud konkret Bapak Kapolri untuk menyampaikan ketegasan, dan menindak tegas terhadap siapapun, termasuk anggota (Polri) yang terlibat kejahatan narkoba,” kata Dedi.***

 

 

 

 

 

 

Editor: Frederico Da Costa

Tags

Terkini

Terpopuler