Network
Uskup Larantuka juga menyampaikan, paroki boleh mengatur memperbanyak kesempatan misa, agar sebanyak mungkin umat boleh hadir dalam perayaan-perayaan suci.
"Memang sudah tiga tahun berturut-turut kita tidak merayakan Semana Santa menurut tradisi kita.
Baca Juga: Jokowi Cabut Subsidi Minyak Goreng Kemasan untuk Jaga Kepentingan Masyarakat dan Produsen
Meskipun secara ritual devosional kita tidak melakukannya, tetapi hal tersebut tidak mengurangi makna dari tradisi kita. Kita diharapkan memaknainya secara lebih rohaniah, lebih mendalam terhadap misteri iman dan keselamatan kita.
Justru untuk keselamatan kita, keselamatan seluruh dunia, Yesus Tuhan dan Juru Selamat, rela berkorban, menderita sengsara dan wafat di kayu salib," ungkapnya.
Baca Juga: Kondisi Lintasan Setengah Basah, Ini 10 Besar Masuk Q2 MotoGP
Ditambahkan Uskup Kopong Kung, situasi konkrit saat ini juga menghendaki kita rela berkorban, mau menderita, bekerjasama dengan semua pihak, untuk mengatasi pandemi virus corona, demi keselamatan semua orang, termasuk diri kita.
Baca Juga: Persyaratan Lengkap UTBK-SBMPTN 2022, Materi Ujian dan Jadwal Ujiannya
"Jadi dengan tidak menjalankan tradisi Semana Santa sebagaimana biasa pada saat ini, adalah juga merupakan bagian dari pengorbanan kita, bagian dari ekspresi iman dan kerja sama kita dalam upaya mengatasi pandemi virus corona," ungkap Uskup Larantuka.***
