Sebelum Resmikan Gereja Bolan, Bupati Simon Terima Kardinal Suharyo Secara Adat Malaka

- 3 Desember 2021, 19:16 WIB
Bupati Malaka Terima Kardinal Suharyo Secara Adat Malaka
Bupati Malaka Terima Kardinal Suharyo Secara Adat Malaka /Seldy/Voxtimor

VOX TIMOR - Sebelum menabiskan Gereja Paroki Santo Fransiskus Bolan, Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo diterima secara adat oleh Bupati Malaka Dr. Simon Nahak di Susteran SSpS Betun, Kabupaten Malaka, NTT. Jumat 3 Desember 2021.

Ketua KWI yang juga Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo yang disambut secara adat itu, langsung dipakaikan pakaian adat khas Malaka oleh Bupati Malaka Dr. Simon Nahak.

Kunjungan Kardinal Suharyo dan rombongan dalam rangka misa pemberkatan dan peresmian Gereja Paroki St. Fransiskus Xaverius Bolan dan pemberkatan Rumah Sehat Santo Andreas, Klinik Pratama St. Antonius di Susteran SSpS Betun, Kabupaten Malaka,NTT.

"Selamat datang di Malaka bapak Mgr, ini budaya kami orang Malaka menyambut tamu. Pakain adat ini biasa dipakai oleh Liurai (sebutan raja di Malaka) inilah budaya kami," kata bupati Simon, saat mengenakan pakaian adat kepada Kardinal Suharyo.

Kehadiran Kardinal di Dekenat Malaka didampingi Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, PR, Uskup Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku,PR, Uskup Emeritus Keuskupan Ruteng, Mgr. Hubertus Leteng, para biarawan, biarawati, tokoh umat.

Baca Juga: Sandiaga Uno;Selamat pagi dari Ende, Kota Pancasila. MengapaKota Ende Disebut Kota Pancasila? Ini Sejarahnya

Pembangunan Gereja Bolan

Gereja Paroki Santo Fransiskus Bolan ini dibangun setelah BADAI Seroja yang melanda wilayah Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.

Kemudian para donatur dari Perkumpulan Himpunan Bersatu Teguh secara sukarela membangun gereja baru yang megah.

Pembangun Paroki Santo Fransiskus Bolan begitu cepat dengan selisih waktu yang begitu singkat hanya dalam kurun waktu enam bulan pengerjaan.

Baca Juga: Pasangan Beda Usia Malah Bisa Lebih Langgeng dan Merasa Paling Puas Dengan Kehidupan Mereka

Ketua perhimpunan ini sekaligus pengawas di lapangan, Andreas Sofiandi saat dijumpai di Paroki Bolan, Selasa 23 November 2021, mengungkapkan dirinya sangat sedih melihat dari dekat kondisi Gereja Paroki Bolan saat badai Seroja medio April 2021 silam.

Andreas mengaku sangat prihatin dengan kondisi Gereja yang penuh genangan air dengan bangku Gereja tercecer tak beraturan karena terhempas aliran air.

Tumpukan lumpur dan genangan air memenuhi pelataran Gereja. Sorotan matanya sontak terpaku karena menatap dari dekat panorama kelam yang sungguh menyayat hati.

“Saya datang di Malaka karena badai Seroja yang melanda daerah ini. Membantu sesuai kebutuhan umat. Namun ketika masuk di Gereja Bolan hati saya langsung terkoyak. Wah, ini Rumah Tuhan sangat tidak layak untuk digunakan lagi. Satu pengalaman iman yang sungguh menggores di hati,” ucapnya.

Baca Juga: Terima Ancaman Bom, Pesawat Ini Terkapsa Mendarat Darurat Di Bangladesh

Bagi Andreas pembangunan gereja baru ini hendaknya membangkitkan motivasi umat agar lebih bersemangat dalam kerja. Terlebih menumbuhkan rasa tanggung jawabnya dalam merawat dan menjaga bangunan ini.

“Umat diharapkan merasa memiliki bangunan Gereja baru ini dengan menjaga kebersihan serta merawatnya secara baik. Juga digerakkan spirit untuk mengambangkan kehidupan ekonomi dengan usaha produktif. Ke depan akan diupayakan seperti ini,” ucapnya sembari melemparkan senyum.

Baca Juga: Terima Ancaman Bom, Pesawat Ini Terkapsa Mendarat Darurat Di Bangladesh

Pembangunan Gereja Santo Fransikus Bolan ini juga melibatkan berbagai pihak yang peduli. Semua material bangunan diangkut dari Jakarta dengan kualitas terbaik. Umat juga terlibat aktif dengan menyumbangkan tenaga. ***

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah