Pemilu Nasional dan Pilkada Serentak 2024 Harus Berpijak Pada Filsafat Pemilu

- 3 November 2021, 12:56 WIB
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Teguh Prasetyo .
Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Teguh Prasetyo . /Humas DKPP/

VOX TIMOR - Kontestasi pada pemilu nasional dan pilkada serentak 2024 yang digelar hampir bersamaan dikhawatirkan akan membawa ketidaknormalan, terutama bagi penyelenggara pemilu.

Karena itu, anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Prof. Teguh Prasetyo kembali mengingatkan pentingnya membangun fondasi filsafat kepemiluan dalam pemilu nasional dan pilkada serentak 2024 yang akan datang.

Demikian Prof. Teguh Prasetyo saat menyampaikan materi Kontribusi dan Resolusi : Terwujudnya Demokrasi Bermartabat dan Pemilu Berintegritas dalam Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), pada Kamis (28/10/2021) malam.

Baca Juga: BPK RI dan Kemenkes Sepakat Untuk Kelebihan Pembayaran Insentif Tenaga Kesehatan COVID-19 Tidak Dikembalikan

“Penyelenggara pemilu harus punya pijakan atau fondasi kuat, terutama filsafat pemilu yang dibangun dari jati diri bangsa Indonesia yaitu Pancasila,” ujar Prof. Teguh.

Guru Besar Universitas Pelita Harapan (UPH) yang telah menulis sebanyak44 buku ini meyakini nilai-nilai kapital dan liberal tidak bisa dihindari pada perhelatan pemilu dan pilkada serentak 2024. Salah satunya menyasar penyelenggara pemilu.

Baca Juga: Kemendes Gagas Program Baru, Gegara Indeks Ketahanan Pangan Indonesia Menurun

Oleh karena itu, filsafat pemilu harus ditanamkan baik secara kelembagaan atau institusi maupun individu penyelenggara pemilu sebagai sumber moral dan pijakan dalam menjalankan tugasnya itu.

Prof. Teguh optimis jika penyelenggara pemilu berpijak pada filsafat pemilu akan menjadi individu yang kokoh dan tidak mudah terpengaruh oleh nilai kapital serta liberal dalam menjalankan tugas pokok, fungsi, serta wewenangnya.

Halaman:

Editor: Bojes Seran


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah