Simak Selengkapnya, Polda Bali Bantah Serang Mahasiswa Papua Demo KTT G20 di Bali

- 18 November 2022, 11:45 WIB
Tankapan Layar
Tankapan Layar /Aksi Mahasiswa Asal Papua di Bali saat KTT G20/

VOX TIMOR - Polda Bali membantah melakukan penyerangan terhadap massa mahasiswa Papua yang menggelar demonstrasi di Jalan Tukad Yeh Aya, Denpasar, Bali, pada Rabu 16 November 2022.

"Jadi itu tidak benar," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Satake Bayu, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, Jumat 18 November 2022.

Satake lalu menjelaskan mahasiswa yang menggelar unjuk rasa itu tidak memberitahu terlebih dahulu.

Baca Juga: Timnas Belanda Paling Diunggulkan, Simak Jadwal dan Peta Persaingan Grup A Piala Dunia 2022

Padahal seharusnya pemberitahuan disampaikan kepada kepolisian mengenai rencana kegiatan.

"Kita menyayangkan karena tidak ada pemberitahuan. Upayakan ada pemberitahuan ke kepolisian, sehingga polisi bisa membantu pengamanan kegiatan mereka karena tidak ada pemberitahuan mereka (ada kericuhan) dengan pecalang," kata Satake.

Dia menyayangkan ada pihak yang menggelar kegiatan tanpa memberitahu terlebih dahulu.

Pasalnya, saat ini kepolisian bersama TNI tengah melakukan pengawalan kegiatan KTT G20 di Bali.

Baca Juga: Untuk Anak Malaka, Cek Pengumuman Seleksi Administrasi PPPK Guru 2022 di Link Ini

Sebelumnya pun polisi juga sudah mengimbau agar menunda semua jenis kegiatan selama KTT G20 berlangsung.

"Kan event internasional yang membawa nama baik Indonesia. Kita all out terkait tentang pengamanan ini, baik personel maupun sarana-prasarananya," ujarnya.

Bendesa Desa Adat

Sementara Bendesa Desa Adat Renon I Wayan Suarta, membeberkan kronologi pecahnya kericuhan dengan mahasiswa Papua yang menolak G20 Bali.

"Saya selaku Jero bendesa desa adat Renon, kebetulan didampingi oleh kuasa hukum juga dan terus oleh Babinsa, babinkamtibnas Bapak Lurah juga hadir di sini dan saya sendiri memastikan bahwa apa yang telah terjadi tadi insiden," katanya dalam pernyataan yang diterima.

Baca Juga: Anggota Polisi Pengamanan G20 di Bali Tewas, Ternyata Gegara Cewek MiChat

I Wayan Suarta menjelaskan, sebenarnya pihak Bendesa Desa Adat Renon hanya ingin memediasi mahasiswa yang berasal dari Papua untuk tidak melakukan demonstrasi.

"Kami dari masyarakat di sini khususnya kami dari pucuk pimpinan merasa juga berwajib untuk mengamankan dan melindungi daripada warga kami di sini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," ungkapnya.

Ia menganggap waktu untuk melakukan unjuk rasa tidak pas lantaran tengah berlangsung acara Presidensi G20 Bali.

Selain itu, demonstrasi bisa memicu aksi lanjutan yang dilakukan pihak lain.

Baca Juga: Manager Hotel Wirton Denpasar: KTT G20 Merupakan Kebangkitan Pariwisata di Bali

"Oleh karena itu kami coba tadi untuk memediasi agar adik-adik kita mahasiswa, tidak melakukan aksinya karena kami takut nanti kalau melakukan aksi, nanti pasti ada akan aksi-aksi tandingan yang lainnya, yang barang tentu akan menjadi bentrok yang lebih luas lagi," jelasnya.

Sayangnya karena satu hal kericuhan pun tak dapat dihindarkan hingga akhirnya kericuhan pun pecah.

"Oleh karena itu tadi kami mencoba untuk memediasi, agar mereka tidak melakukan itu. Tetapi mungkin karena ada sesuatu hal, mungkin ada terpancing emosinya akhirnya terjadi pulalah aksi bentrokan tadi," katanya lagi.

Baca Juga: Manager Hotel Wirton Denpasar: KTT G20 Merupakan Kebangkitan Pariwisata di Bali

I Wayan Suarta menceritakan, ia mengalami beberapa luka di bagian kepala akibat kericuhan tersebut.

"Dan kami sendiri selaku pucuk pimpinan tadi atas insiden juga ke di sini (kepala bagian kanan). Berdarah juga kena lemparan batu dan juga di pipi keba pukul," kata Bendesa Desa Adat Renon tersebut.***


 

 

 

 

 

 

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x