Darurat! Rusia Kepung Mariupol Ukraina, Listrik-Transportasi Terputus

4 Maret 2022, 08:08 WIB
Akibat serangan yang dilakukan oleh Rusia ke salah satu kota di Ukraina pada Kamis, 24 Februari 2022 lalu. /Reuters/

Vox Timor - Kota Mariupol di Ukraina dikepung pasukan Rusia. Otoritas Mariupol mengumumkan situasi kritis bagi penduduk yang terjebak di bawah serangan berat tanpa listrik, pemanas, hingga air.

Seperti dikutip Vox Timor dari Buleleng Pikiran Rakyat, Kamis 3 Maret 2022, tidak jelas berapa banyak dari sekitar 400.000 penduduk Mariupol yang dapat mengungsi dari kota pelabuhan itu atau berapa banyak yang terbunuh atau terluka.

Wakil Walikota Mariupol Sergei Orlov mengatakan kota itu sekarang dikepung oleh pasukan Rusia dan sangat membutuhkan bantuan militer dan kemanusiaan.

Baca Juga: Misi Kemanusiaan, Garuda Indonesia Evakuasi 80 WNI dari Ukraina

“Tentara Ukraina dan Garda Nasional kami sangat berani, mereka berdiri dan berjuang untuk Ukraina, untuk Mariupol. Tapi situasinya cukup kritis,” kata Orlov.

“Kami meminta bantuan, bantuan militer, dan kami menunggu bantuan militer,” kata Orlov.

Orlov mengingatkan bahwa Mariupol menghadapi krisis kemanusiaan setelah selama 26 jam terus menerus pasukan Rusia melakukan penembakan.

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina, PBB: 227 Warga Sipil Tewas dan 525 Ukraina

“Mereka menghancurkan kota kami dengan semua senjata, dari artileri, dari pemboman pesawat, dari roket taktis, dari berbagai sistem peluncuran roket,” kata Orlov.

“Kami tidak memiliki listrik di seluruh kota, kami tidak memiliki persediaan air, kami tidak memiliki sistem sanitasi, kami tidak memiliki pemanas.”

Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko menuduh militer Rusia menciptakan bencana kemanusiaan di kota itu dalam sebuah posting di akun Telegramnya.

Baca Juga: Perundingan Belarusia, Rusia Ingin Berdamai dan Ukraina Ingin Gencatan Senjata

“Sampah ini tidak menemukan cara lain untuk menghancurkan kami. Mereka menghalangi pasokan dan perbaikan listrik, air dan panas. Mereka juga merusak rel kereta api. Mereka telah menghancurkan jembatan dan menghancurkan kereta api sehingga kami tidak dapat mengevakuasi wanita, anak-anak. dan para lansia dari Mariupol,” katanya.

“Mereka menghalangi pasokan makanan, menghalangi kita seperti di Leningrad (selama Perang Dunia II), dengan sengaja menghancurkan infrastruktur pendukung kehidupan penting kota itu selama tujuh hari. Sekali lagi, kita tidak punya penerangan, air, atau pemanas.” Tutupnya.***

Editor: Emanuel Dile Bataona

Sumber: Buleleng PRMN

Tags

Terkini

Terpopuler