Prevalensi OCD Berkisar 1,8 Persen, Dokter Sebut Perempuan Lebih Banyak yang Terkena Dibandingkan Laki-laki

- 16 Desember 2022, 18:30 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Bojes seran/

VOX TIMOR - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah sebuah gangguan mental yang ditandai dengan adanya obsesi dan/ atau kompulsi.

Obsesi adalah pikiran, dorongan, atau gambaran yang berulang dan terus-menerus yang dianggap sebagai sebuah pengalaman intrusif dan tidak diinginkan. Sedangkan kompulsi adalah perilaku berulang atau tindakan mental yang dilakukan oleh individu karena merasa terdorong untuk melakukan hal tersebut sebagai bentuk menanggapi obsesi atau menuruti aturan yang harus diterapkan secara kaku.

Prevalensi OCD berkisar 1,1 -1,8 persen. Perempuan lebih banyak yang terkena gangguan ini dibandingkan laki-laki ketika dewasa, namun laki-laki lebih sering terkena pada masa kanak-kanak. Rata-rata usia seseorang terkena OCD adalah 19 tahun, namun 25 persen kasus dapat mulai sejak usia 14 tahun.

Baca Juga: Argentina vs Prancis Tercatat sudah Bertemu Sebanyak Lima Kali di Piala Dunia

Onset usia diatas 35 tahun biasanya jarang namun bisa saja terjadi. Hampir 25% laki-laki memiliki onset sebelum usia 10 tahun. Penderita OCD biasanya menyadari bahwa pikiran dan tindakannya berlebihan, tetapi mereka tak dapat melawannya. OCD bisa sangat menganggu penderitanya sehingga menghambat berbagai aspek kehidupannya. 

APA PENYEBAB OCD ?

Penyebab OCD belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor yang meningkatkan resiko OCD antara lain : faktor genetik, adanya gangguan pada neurotransmiter (senyawa kimia otak) seperti serotonin dan norepinefrin, faktor temperamental (cenderung memiliki emosi negatif yang tinggi dan menginternalisasi masalah), serta adanya trauma masa kecil seperti mendapat perlakuan abusif, baik secara fisik atau seksual, terkena infeksi dan sesudah mengalami gejala autoimun akibat infeksi.

APA SAJA GEJALA OCD

Gejala OCD yaitu memiliki pikiran, dorongan, atau bayangan yang sebenarnya tidak diinginkan, yang menimbulkan rasa cemas atau penderitaan secara bermakna. Penderitanya akan berusaha untuk menekan atau mengabaikan pikiran, dorongan atau bayangan tersebut, atau bahkan “menetralkan” hal-hal tersebut dengan tindakan lain secara berulang-ulang (kompulsi), misalnya mencuci tangan, merapikan, memeriksa, berdoa, menghitung, mengulang kata-kata tertentu dengan pelan). Penderita OCD merasa perlu melakukan tindakan-tindakan tersebut untuk mencegah atau mengurangi rasa cemas, penderitaan, atau mencegah hal buruk yang akan terjadi.

Halaman:

Editor: Bojes Seran

Sumber: dokter berbagai sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x