Cukup Menyentuh Hati, Begini Kisah Dokter Cantik Saat Mencoba Bunuh Diri di Jembatan Liliba NTT

- 15 Agustus 2022, 09:23 WIB
Seorang Gadis Berniat Bunuh Diri di Jembatan Liliba Kupang
Seorang Gadis Berniat Bunuh Diri di Jembatan Liliba Kupang /Flores Terkini/Facebook Grup Flobamorata Tabongkar

VOX TIMOR - Baru-baru ini, sebuah aksi yang menghebohkan warga NTT terkait dokter cantik berinisial TP (24) di Jembatan Liliba Kupang, pada Kamis 11 Agustus 2022.

Atas aksi tersebut, dokter cantik berinisial TP (24) membuat pengakuan yang cukup menyentuh hati.

Ya dokter cantik berinisial TP (24) itu mengakui sempat ingin melakukan percobaan bunuh diri.

Ia mengaku saat itu nyaris mengakhiri hidup karena sudah berada di titik jenuh, karena kehilangan sahabat baiknya.

Baca Juga: Pernyataan Ferdy Sambo Viral di Medos, Katanya Pimpinan Harus Tanggung Jawab

Pasalnya, dua sahabatnya meninggal dalam dua bulan berturut-turut. Berikut curhatannya.

Jadi, kita mulai saja ya...

Ketika kita bicara soal cinta, kita langsung berpikir tentang asmara. Padahal, bentuk cinta dan kasih itu banyak. Kitab Suci menunjukkan 4 jenis kasih, yaitu:

1. Eros: ini yang biasa kita kenal sebagai asmara. Persatuan antara kedua insan, pernikahan, dan sebagainya. Di Kitab Suci, jenis kasih ini paling terlihat pada Kidung Agung.

2. Storge: ini adalah kasih sayang antaranggota keluarga. Orang tua kepada anak, anak kepada saudara kandung, dan sebagainya. Kitab Suci mengungkapkan bahwa pada akhir zaman, orang akan menjadi egois hingga tidak mencintai keluarganya (astorgous). 

3. Filia: ini adalah kasih sayang kepada sesama, teman, atau sahabat yang sudah dianggap sebagai keluarga. Di Kitab Suci, bentuk kasih ini dapat dilihat pada Yesus yang menangisi meninggalnya Lazarus, lalu membangkitkannya.

4. Agape: ini adalah bentuk kasih yang sempurna, abadi, tidak bersyarat, dan rela berkorban. Di Kitab Suci, tentu saja ini menunjuk pada Tuhan Yesus yang rela wafat di salib untuk menebus dosa-dosa kita.

Baca Juga: Kapolres Malaka Didesak Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi yang Telah Dilaporkan, 'Jangan Jadikan ATM Berjalan'

"Saya melihat tren bahwa di NTT, percobaan mengakhiri hidup disebabkan oleh putusnya hubungan asmara, tidak mendapatkan pekerjaan, atau soal uang (misalnya kalah judi)," kata dokter TP, melalui keteranganya kepada Vox Timor, Senin 15 Agustus 2022.

Putus asmara: Saya tidak mempunyai masalah di sini, karena saya sudah punya seorang pacar yang sangat mendukung saya dalam kehidupan saya, dan sebaliknya. Kami sudah berpacaran 5 tahun, dan sekarang sedang LDR. Tapi, kami sudah beberapa kali mengalami LDR, sehingga bagi kami itu tidak menjadi masalah. Kami tinggal menelepon satu sama lain, dan sekali menelepon bisa sampai 7 jam.

Tidak mendapat pekerjaan: Tentu saja tidak ada masalah, karena berita yang tersebar pun benar: saya dokter magang di sebuah Puskesmas. Saya sangat menikmati tinggal di Kupang dan bekerja di Puskesmas tempat saya bekerja. Saya juga berpikir untuk melanjutkan pendidikan spesialis dan mungkin mau mengabdi di Kupang. Kupang terasa seperti rumah kedua bagi saya.

Uang: Saya kebetulan selalu cukup soal ini. Saya nggak tahu cara main judi. Saya tahunya menabung dana darurat di Reksa Dana Pasar Uang, karena kenaikannya cukup stabil meskipun return-nya tidak sebesar saham atau obligasi. Jadi saya nggak pernah kekurangan soal ini.

Baca Juga: Kapolres Malaka Didesak Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi yang Telah Dilaporkan, 'Jangan Jadikan ATM Berjalan'

Terus, kenapa pada akhirnya memutuskan mengakhiri hidup?

Mungkin ini agak sulit dipahami, mengingat budaya dan pola pikir masyarakat NTT dan Jakarta. Di Jakarta, tuntutan belajar dan bekerja sangat tinggi, dan banyak orang yang mengalami masalah kesehatan mental akibat ini.

"Jakarta lebih mirip dengan Seoul, Korea Selatan, yang memiliki tuntutan serupa. Di Korea Selatan sendiri, angka kematian akibat bunuh diri mencapai 28,6 jiwa per 100.000 penduduk, menempati posisi ke-4 tertinggi di seluruh dunia," kata dokter.

Sekarang, coba bayangkan, Anda menghadapi kesulitan istirahat karena tuntutan belajar/bekerja yang sangat tinggi. Anda menemukan teman-teman yang seperjuangan dengan Anda.

Baca Juga: Kapolres Malaka Didesak Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi yang Telah Dilaporkan, 'Jangan Jadikan ATM Berjalan'

Oleh karena itu, Anda dan teman-teman Anda saling mendukung satu sama lain, terutama ketika ada yang sedang mengalami burnout atau bahkan sudah sampai ke tahap bermasalah secara mental. Kalian berusaha untuk tetap bertahan hidup bersama, karena kalian adalah comrade (kawan).

Nah, sekarang bayangkan pula... kawan seperjuangan Anda tiba-tiba memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Apa yang akan Anda rasakan?

Dua sahabat saya meninggal dalam dua bulan berturut-turut. Saya belum selesai berkabung untuk yang pertama, dan tiba-tiba yang kedua meninggal.

"Saya tidak menyalahkan diri saya, karena itu pilihan teman-teman saya. Tapi, saya merasakan sakit hati yang mendalam, seperti hati saya dirobek dan kosong di tempat yang dulunya mereka isi," jelas dokter.

Ya, ini merupakan bentuk kasih Filia.

Baca Juga: Gegara Kasus Ferdy Sambo? Kapolda NTT Mutasi Sejumlah Perwira

"Dan itu yang menyebabkan saya melakukan percobaan. Saya hanya ingin mengakhiri rasa sakit yang terlalu dalam. Saya ketakutan kehilangan teman dan saudara lagi. Saya mencoba tawar-menawar dengan Tuhan, siapa tahu saya dapat mengakhiri hidup saya saat itu juga," ungkap dokter TP.

Namun menurutnya, Tuhan menolak.

"Sekarang, banyak orang yang bersedia membantu saya menghadapi rasa sakit tersebut. Rasa sakit ini akan sembuh, namun perlu waktu lama dan kemungkinan akan meninggalkan bekas," tulis dokter melalui keterangnya itu.***

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x