VOX TIMOR - Ternyata ada juga sastrawan yang kendati menulis untuk pembaca dewasa, masih sempat menulis bacaan anak. Mereka mengangkat kembali cerita rakyat di tempat mereka dilahirkan atau membuat karakter sendiri.
Namun selain nama-nama tersebut, siapa saja mereka itu? Apakah salah satu cerita di bawah ini pernah anda baca? Atau malah sastrawan di bawah ini adalah idola anda?
1. Ajip Rosidi
Sastrawan berdarah Sunda yang lahir tahun 1938 ini tidak menamatkan pendidikan formalnya di sekolah menengah. Namun dia dipercaya sebagai dosen baik di Indonesia bahkan di Jepang.
Baca Juga: BMKG Merilis Peringatan Cuaca Hari Sabtu 12 Februari 2022
Ajip mulai mengumumkan karya sastranya tahun 1952 dan menyusul karya-karya berikutnya.
Menurut penelitian Dr. Ulrich Kratz (1988), sampai tahun 1983, Ajip adalah pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif (326 judul karya dimuat dalam 22 majalah). Beberapa karyanya yang fenomenal antara lain, Ketemu Di Jalan (1956), Pesta (1956), Sebuah Rumah Buat Hari Tua (1957), dan Manusia Sunda (1984).
Walau demikian Ajip tak lupa menulis cerita anak yang diangkat dari cerita rakyat Sunda antara lain, Purba Sari Ayu Wangi Atawa Lutung Kasarung (1958), Sangkuriang Kesiangan (1961) dan Ciung Wanara (1977).
Baca Juga: Diduga Ada Keterlibatan Seorang Perwira Polisi Dalam Kasus Briptu Christy