Vox TImor - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang Isbat penetapan awal Ramadan 1443 Hijriyah, di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kementerian Agama Jakarta, Jumat, 1 April 202.
Pakar astronomi yang juga anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, Thomas Djamaluddin memaparkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib 1 April 2022 masih berada di bawah kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021.
Oleh sebab itu, posisi hilang sangat tidak mungin untuk bisa diamati atau tidak terlihat.
Baca Juga: Meriahkan HUT Harbakpas ke-58, Petugas dan WBP LP Kelas III Lembata Gelar Senam Sehat Bersama RLBL
"Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadan 1443 H terlalu rendah sehingga hilal yang sangat tipis tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat," katanya Thomas.
Baca Juga: HUT SMPN 1 Nubatukan, Kepsek Yustina Sebut Butuh Sarana Prasarana Penunjang Pendidikan
Thomas melanjutkan, kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat.
Sementara itu lanjut dia, pada saat Magrib 1 April 2022, posisi bulan di Indonesia tingginya kurang dari 2 derajat dan elongasinya sekitar 3 derajat.