BRIN-ITB Dukung Penemuan Sesar Baru di Sumatera Barat, Ini Rekomendasi BMKG

- 7 Maret 2022, 10:25 WIB
Potensi gempa dnegan kekuatan guncangan hingga intensitas VIII MMI diungkap BMKG dari penemuan sesar baru yang diberi nama Sesar Talamau.
Potensi gempa dnegan kekuatan guncangan hingga intensitas VIII MMI diungkap BMKG dari penemuan sesar baru yang diberi nama Sesar Talamau. /BMKG

 

Vox Timor - Sejumlah pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memberikan dukungan kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) atas hasil identifikasi sesar baru di Sumatera Barat.

Melalui siaran persnya, Minggu 6 Maret 2022, menyebutkan dalam webinar yang diselenggarakan BMKG, Prof. Danny Hilman Natawidjaja, dari BRIN dan Prof. Sri Widiyantoro dari ITB sepakat mendukung hasil identifikasi BMKG tersebut.

Dalam webinar tersebut, berdasarkan sebaran titik-titik gempa susulan, pola morfologi serta sebaran kluster titik-titik longsoran pada lereng yang terpotong patahan serta sebaran kluster tingkat kerusakan bangunan yang dipaparkan oleh Kepala Pusat Seismologi Teknik dan Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, maka bisa dikatakan bahwa itu merupakan patahan baru.

Baca Juga: Awal Maret 2022, Kemenkes Klaim Kasus Aktif dan Angka Kesembuhan COVID-19 Kian Membaik

“Namun memang perlu dilanjutkan dengan kajian yang lebih mendalam, terutama terkait dengan keberadaan dan sebaran surface rupture atau robekan permukaan tanah dan batuan sebagai indikasi adanya zona yg terpotong oleh patahan,” ujar kedua pakar itu.

Terkait temuan sesar baru itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memperingatkan pemerintah daerah setempat untuk mewaspadai kompleksitas sistem sesar aktif karena penataan ruang memiliki peran besar dalam upaya mitigasi bencana.

Baca Juga: Gempa M 5,6 Guncang Aceh, Begini Penjelasan BMKG

“Penemuan sesar baru ini perlu ditindaklanjuti dengan penentuan batas zona bahaya yang tidak boleh dibangun pemukiman masyarakat ataupun bangunan vital tanpa menerapkan konstruksi bangunan tahan gempa demi alasan keamanan,” ujarnya.

Dwikorita menjelaskan bahwa penataan ruang yang tepat akan mengurangi dampak bencana baik dari sisi kerugian materi maupun korban jiwa.

Halaman:

Editor: Emanuel Dile Bataona

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah