Pelecehan Seksual, Salah Pakaian Korban atau Otak Pelaku?

- 10 November 2021, 22:38 WIB
Foto Ilustrasi
Foto Ilustrasi /Netray.id/

Baca Juga: Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Gelar FGD Bersama Pemda Malaka - Perbatasan RDTL

Menurut saya, pelecehan seksual sendiri adalah tindakan yang dilakukan atas dasar pemikiran kotor dari para pelakunya. Pakaian tidak bisa dijadikan parameter dari tindak kejahatan ini. Ketika sudah memiliki pemikiran kotor, bagaimanapun pakaian atau di manapun tempatnya akan tetap berpikir mengarah kepada hal yang kotor dan tidak senonoh untuk melakukan tindak kejahatan seksual kepada siapapun korbannya. 

Maka dari itu, kita tidak dapat sepihak menyalahkan pakaian dari korban karena hal tersebut merupakan kebebasan atau hak yang dimiliki oleh setiap individu untuk mengatur cara berpakaiannya sendiri. Pemerintah pun juga sudah seharusnya dapat segera mengurus hal ini. Pengesahan RUU PKS semestinya dapat segera didesak untuk disahkan. 

Baca Juga: Lakalantas Mobil Dinas, BPBD Malaka Kena Kritikan Pedas

Tidak mudah untuk para korban pelecehan seksual mengatakan dan mengadu tentang apa yang telah dialaminya. Hal tersebut disebabkan oleh satu sampai dua hal seperti, malu, takut, atau karena tidak ada dampak positif yang signifikan apabila mengadukan hal tersebut. 

Sehingga ketika seorang korban pelecehan seksual sudah berani untuk mengatakan hal yang terjadi, sudah seharusnya mereka mendapat apresiasi berupa tindak lanjut atau hukuman terhadap pelaku agar tidak menyebabkan trauma lebih lanjut dari korban dan juga tidak menyebabkan adanya korban lain dari pelaku yang sama.***

Halaman:

Editor: Oktavianus Seldy Berek

Sumber: qureta.com


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah