Dampak Invasi Rusia, China Mulai Evakuasi 6.000 Warganya dari Ukraina

2 Maret 2022, 23:59 WIB
Volodymyr Zelensky Sebut Rusia Terus Bombardir karena Ingin Menghapus Ukraina /Tangkapan layr Video The Guardian

Vox Timor - Pemerintah China disebut mulai mengevakuasi warga negaranya yang berada di Ukraina, setelah Rusia belum juga mengendurkan serangan pada pekan ini. Diketahui terdapat sekitar 6.000 warga China yang tinggal di Ukraina.

Menurut Kedutaan China di Ukraina, sekitar 400 pelajar yang tinggal di kota Odessa, dan sekitar 200 warga lain di ibu kota Ukraina, Kiev, meninggalkan negara itu pada Senin 28 Februari 2022, demikan dikutip Vox Timor dari pikiran rakyat.

Sementara itu, seribu warga China lain diperkirakan akan dievakuasi ke negara lain pada hari ini, Rabu 2 Maret 2022.

Baca Juga: Perundingan Belarusia, Rusia Ingin Berdamai dan Ukraina Ingin Gencatan Senjata

Sebelumnya, China memang berencana mengevakuasi warganya menggunakan penerbangan sewa atau pesawat charter, tapi kemudian rencana itu ditunda mengingat pertempuran terus meningkat.

Tak seperti negara lain, China tak mengeluarkan perintah agar warga negara yang tinggal di Ukraina segera angkat kaki sebelum invasi Rusia berlangsung.

Baca Juga: WHO Serukan Jalur Darat Darurat Aman, Bagi Truk Logistik Tabung Oksigen Medis ke Ukraina

Sebelum serangan Moskow terjadi, China disebut mengabaikan peringatan Amerika Serikat yang menyatakan serangan Kremlin akan terjadi.

Namun Beijing membantah asumsi itu. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan pemerintah mengeluarkan peringatan keselamatan yang relevan di waktu yang tepat.

Baca Juga: Dihujani Sanksi Ekonomi, Dubes Rusia Lyudmila: Kami Memiliki Power dan Memproduksi Segalanya

Ukraina berada dalam gempuran Rusia usai Presiden Vladimir Putin pada pertengahan pekan lalu mengumumkan invasi ke Donbas wilayah di Ukraina timur yang dikuasai kelompok separatis. Tak lama setelah itu, terdengar rentetan ledakan di sejumlah kota di Ukraina selama beberapa hari.

Konflik yang terus berkecamuk itu menyebabkan kematian warga sipil. Hingga kini menurut laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tercatat 102 warga sipil tewas dan 500 ribu warga mengungsi.***

Editor: Emanuel Dile Bataona

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler