Tingginya Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Manggarai Barat

- 6 Januari 2023, 11:37 WIB
Foto ilustrasi ibu dan anak
Foto ilustrasi ibu dan anak /

VOX TIMOR-Manggarai Barat adalah salah satu kabupaten yang terkenal akan keindahan  pariwisatanya, baik tingkat nasional maupun internasional. 

Terkenalnya Manggarai Barat sebagai kota pariwisata tentunya menjadi pendapatan yang besar bagi Kabupaten Manggarai Barat. Namun, majunya Kabupaten Manggarai Barat sebagai destinasi wisata tidak diimbangi dengan fasilitas kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tingginya angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Manggarai Barat.

Dilansir dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat, Kematian ibu dan bayi di Kabupaten Manggarai Barat mencapai 387 orang dalam enam tahun terakhir. Rinciannya, 341 kasus kematian bayi dan 46 kasus kematian ibu. Untuk kematian ibu pada 2017 sebanyak 14 orang, 2018 sebanyak 7 orang, 2019 sebanyak 5 orang, 2020 sebanyak 7 orang, 2021 sebanyak 7 orang, dan Januari-Oktober 2022 sebanyak 6 orang. Sementara kematian bayi pada 2017 sebanyak 61 orang, 2018 sebanyak 55 orang, 2019 sebanyak 46 orang, 2020 sebanyak 53 orang, 2021 sebanyak 67 orang, dan Januari-Oktober 2022 sebanyak 59 orang.

Penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi adalah kekurangan gizi dan kekurangan energi kalori ibu. Akibatnya, mereka mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah, kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.

Bayi yang dilahirkan dengan berat badan  yang rendah umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.

Kondisi demikian diperparah oleh kurangnya fasilitas kesehatan di pelosok Kabupaten Manggarai Barat, apalagi  daerah terpencil yang masih kesulitan akses transportasi. Hal ini, menyebabkan waktu tempuh seorang pasien ke tempat pelayanan kesehatan sangat terlambat. Selain itu, fasilitas kesehatan yang masih sangat minim mengakibatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi sangat terbatas. Sementara, sebagian besar persalinan juga tidak dilakukan di fasilitas kesehatan, tapi dilakukan di rumah dan ditolong oleh dukun. Ditambah lagi belum semua kecamatan mempunyai Puskesmas Rawat Inap dan belum semua desa miliki fasilitas kesehatan yang memadai. Ini terlihat dari belum tersedianya rumah tunggu yang berada di sekitar Puskesmas. Masalah lainnya, yakni penyebaran tenaga medis dan non medis yang belum merata serta terbatasnya sumber daya seperti tenaga, dana, metode, sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan.

Langkah Solutif

Cara mengatasi kematian ibu dan bayi adalah lebih aktif memberikan penyuluhan dan konseling kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita agar anak diasuh sendiri dan memberikan pengetahuan tentang cara pemberian makan yang bergizi kepada bayi. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat harus aktif dalam melakukan pendekatan dengan lintas sektor kepala desa, dalam memonitoring dan menggerakkan ibu yang bayinya menderita gizi buruk. Petugas juga harus lebih proaktif dalam memotivasi dan mendorong orang tua agar lebih kreatif dalam memberikan makanan bagi bayi, dan ketegasan dari petugas sangat penting dalam menangani permasalahan gizi buruk orang tua.

Dalam mengatasi masalah gizi buruk juga harus ada peran kepala desa, agar kepala desa berkewajiban untuk memotivasi kader dan menggerakkan masyarakat jadi setiap permasalahan gizi buruk harus dilaporkan kepada kepala desa. Selain itu perlu peningkatan keterampilan dan pengetahuan, pelatihan kepada bidan tentang teknik konseling kepada ibu hamil serta dilakukan perlombaan kreativitas ibu hamil dalam pemberian menu untuk balita.

Halaman:

Editor: Alfando Satrio

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai Barat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x