DPRD Lembata Kritik Pelantikan Pejabat Eselon 3, Bupati Thomas Ola: Semua Tempat di Birokrasi Baik Adanya

- 4 Februari 2022, 21:19 WIB
Bupati Lembata, Thomas Ola melantik pejabat eselon 3 pada lingkup pemerintah daerah kabupaten Lembata, Jumad, 4 Februari 2022
Bupati Lembata, Thomas Ola melantik pejabat eselon 3 pada lingkup pemerintah daerah kabupaten Lembata, Jumad, 4 Februari 2022 /Emanuel Bataona/
 
VOX TIMOR - Bupati Lembata, Thomas Ola melantik puluhan Pejabat Eselon III pada Lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lembata.
 
Pelantikan pejabat eselon III tersebut menuai kritik dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lembata, Paulus Makarius Dolu, S. Fil.
 
Pelantikan yang berlangsung di aula kantor bupati Lembata, Jumad  4 Februari 2022 tersebut menimbulkan pertanyaan dari sejumlah pihak.
 
Politisi Partai Gerindra ini menyebutkan mutasi pejabat eselon 3 ini merupakan misi pembantaian politik yang sukses. 
 
Dia menganggap nama beberapa pejabat yang dimutasi menunjukan adanya ‘pembantaian’ yang sifatnya politis akibat ‘kedekatan’ pejabat-pejabat tersebut dengan kepala daerah sebelumnya.
 
 
Anggota DPRD ini memberi contoh dimutasinya kakak beradik; dr. Yosep Bernad Beda dari jabatan Direktur RSUD Lewoleba menjadi ahli madya di Puskesmas Pada dan adiknya Paskalis Setet atau Pace Punang dari Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) menjadi staf di Polisi Pamong Praja. 
 
Mirisnya lagi, katanya, Pace Punang bahkan menjadi bawahan dari Usman Ahmad yang sebelumnya adalah stafnya di Dinas PMD.
 
Para pejabat ini menurutnya sejak lama sudah masuk dalam ‘bidikan’ untuk dimutasi dari jabatan lama mereka.
 
”Ini mengganggu psikologis orang dalam bekerja,” katanya saat ditemui di Kantor DPRD Lembata.
 
 
Dia mengapresiasi sejumlah pejabat eselon 3 yang dipromosi dalam jabatan untuk kepentingan daerah.
 
Namun, Paul Dolu berujar sejak beralih kepemimpinan perhatian matanya tertuju pada orang-orang yang dianggap punya ‘kedekatan’ dengan pemimpin sebelumnya. 
 
Dia menyebut proses mutasi merupakan misi pembantaian secara politis yang dinantikan sekelompok orang. Akan tetapi dikemas dengan nama ‘reformasi birokrasi’.
 
“Dan hari ini terbukti misi pembantaian itu sukses,” sindirnya.
 
Menurut Paul Dolu, jika memang ada misi yang politis semacam ini, maka tentu hal ini berlawanan dengan spirit sare dame yang selama ini digaungkan pemerintah daerah, bahwa orang harus berdamai dengan Tuhan, diri sendiri, sesama dan alam semesta.
 
Sementara itu, Bupati Lembata, Thomas Ola dalam sambutannya saat pelantikan meminta para eselon 3 yang dilantik untuk menjadi mediator dalam berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan tujuan masyarakat di sisi yang lain.
 
"Karena itu, ketika masyarakat datang kepada kita tentunya masyarakat punya masalah. Ketika semua masyarakat yang datang pada aparatur sipil negara, kepada pejabat administrator, pejabat publik, pastinya datang dengan berbagai masalah. Tugas kita adalah memberikan solusi, semua pimpinan baik pada level Top, middle maupun Low, tugasnya adalah memberi solusi", ungkapnya.
 
Menurutnya, semua bidang dan seksi yang ada di pemerintahan baik adanya. Jabatan yang diberikan pun melalui kajian yang mendalam.
 
 
"Saya minta kita semua yang ditempatkan ditempat yang baru harus membangun suatu keyakinan bahwa tempat yang akan ditempati adalah tempat yang baik dalam rangka optimalisasi pelayanan publik kepada ribu ratu lewotanah Lembata", ujar Bupati Thomas Ola. 
 
"Tidak ada tempat kurus, tidak ada tempat gemuk, tidak ada tempat basah dan tidak ada tempat kering. Semua tempat di birokrasi itu baik adanya. Semua tempat di Lembata ini baik adanya, tidak ada tempat di Lembata yang tidak baik. Hari ini kita juga melantik 5 orang camat dan 5 orang sekretaris Camat, peran pamong praja tulen itu mesti dimulai dari sini, banyak orang di OPD tetapi tidak semuanya bisa menjadi Camat", beber Bupati Lembata.***
 

Editor: Bojes Seran

Sumber: Emanuel Bataona


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x