Tanggal itu dipilih bertepatan dengan 20 tahun kemerdekaan Timor Leste dari Indonesia. Presiden yang baru, dipastikan bakal berhadapan dengan pertikaian politik yang kian sengit di Dili.
Baca Juga: Bupati Simon Nahak Panen Perdana Fore Lakateu di Umatoos-Kabupaten Malaka
Karena itulah, Pilpres kali ini diharapkan bisa mengakhiri kebuntuan politik antara CNRT dan Front Revolusioner untuk Kemerdekaan Timor Leste alias Fretilin.
Guterres (67) memenangi pilpres pada 2017 silam berkat dukungan bekas pejuang kemerdekaan lain, Xanana Gusmao, presiden pertama Timor Leste dan ketua umum CNRT.
Keduanya kemudian bersitegang, setelah Guterres menolak nominasi kader CNRT untuk mengisi jabatan di kabinet pemerintahan pada 2018 silam. Ramos-Horta sendiri mengindikasikan akan mengupayakan pembubaran parlemen demi melerai kebuntuan.
Baca Juga: Putaran Kedua Pemilihan Presiden Timor Leste, Ramos-Horta Dipastikan Menang
Tokoh politik kawakan berusia 72 tahun itu, selamat dari percobaan pembunuhan saat menjabat perdana menteri pada 2008 silam.
Tahun lalu, dia memutuskan menyudahi masa pensiunnya dan mencalonkan diri lagi dalam pilpres 2022, setelah menuduh Guterres melanggar konstitusi.
Baca Juga: Beragama Katolik Tapi Kerja di Toko Hijab Begini Pengalaman Komika Priska Baru Segu