Heboh! Senator AS Seruhkan Pembunuhan Presiden Vladimir Putin, Protes Invasi Rusia ke Ukraina

- 5 Maret 2022, 11:46 WIB
Senator AS Lindsey Graham
Senator AS Lindsey Graham /Reuters/Mohamed Abd El Ghany/

Vox Timor - Seorang senator Amerika Serikat, Lindsey Graham, menyerukan pembunuhan Presiden Vladimir Putin karena sudah gerah dengan invasi Rusia di Ukraina yang kian parah.

“Bagaimana ini semua bisa berakhir? Seseorang di Rusia harus bertindak dan menghabisi pria ini Putin,” ujar Graham kepada stasiun televisi AS yang dikenal konservatif, dikutip Vox Timor dari pikiran rakyat Sabtu 5 Maret 2022.

Tak lama setelah program itu disiarkan, Graham menuliskan serangkaian twit yang kembali menyerukan pembunuhan terhadap Putin.

Baca Juga: Pertempuran Rusia-Ukraina Pecah di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terbesar Eropa

“Apakah ada Brutus di Rusia?” tulis Graham, merujuk pada pembunuh mantan pemimpin Roma, Julius Caesar.

Graham juga menanyakan, “Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di militer Rusia?”

Baca Juga: Darurat! Rusia Kepung Mariupol Ukraina, Listrik-Transportasi Terputus

Senator AS itu merujuk pada Claus von Stauffenberg, seorang tentara Jerman yang dikenal karena upaya gagalnya membunuh Adolf Hitler pada 1944.

Graham sendiri sudah mengabdi di Kongres AS selama lebih dari dua dekade. Ia dikenal sebagai sekutu politik mantan Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Ungkap Mafia Tanah dan Peradilan Sesat, PADMA Indonesia Minta Jaksa dan Hakim Perlu Diperiksa

Sebelum melontarkan pernyataan ini, Graham baru saja mengajukan resolusi untuk mengecam Putin dan sejumlah komandan militer Rusia karena melakukan “kejahatan perang” dan “kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Rusia masih terus dihujani kritik dunia sejak melakukan invasi di Ukraina pada pekan lalu. Putin sebenarnya memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah timur Ukraina yang dikuasai separatis pro-Rusia.

Baca Juga: Wacana Presiden Tiga Periode, Pemuda Muhammadiyah: Jokowi Cukup Dua Periode dan Jadi Bapak Bangsa

Namun, Rusia dengan sigap bergerak mengepung Ukraina dari utara, timur, dan selatan. Ukraina lantas menyerang balik demi mempertahankan diri. Perang pun pecah.

Meski Rusia mengklaim hanya menyerang instalasi militer, serangan di Ukraina juga ternyata menargetkan situs-situs sipil. Layanan darurat Ukraina melaporkan, serangan Rusia sudah menewaskan lebih dari 2.000 warga sipil.

Baca Juga: Kasus Mafia Pelabuhan, Kejagung Geledah Dua Kantor Bea Cukai di Jawa ba

Dunia kian khawatir setelah pasukan Rusia menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa yang terletak di Ukraina, Zaporizhzhia.

Akibat serangan Rusia, PLTN tersebut sempat terbakar. Meski kini api berhasil dipadamkan, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, tetap menyerukan dunia untuk segera bertindak sebelum terjadi bencana nuklir.***

Editor: Emanuel Dile Bataona

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah