Kini, kayo bergantung pada obat seadanya dan juga obat tradisional. Seringkali Kayo merasa kesakitan dan pusing.
Antonia Amu Ibunda Kayo mengatakan, saat Kayo buah hati mereka dilahirkan dengan normal dan tak memiliki gejala.
Tetapi, pada usia sembilan bulan, buah hatinya mulai sakit-sakitan. Karena melihat kondisi sang buah hati, kedua orang tua Kayo membawanya ke RSUD Ben Mboi Ruteng untuk diperiksa.
Hasil pemeriksaan, Kayo didiagnosa kelainan jantung, sehingga dokter menyarankan untuk operasi ke Bali.
“Waktu itu pak, kami bawa kayo ke rumah sakit di Ruteng saat usia sembilan bulan, dan waktu itu dokter bilang anak kami sakit kelainan jantung dan diminta rujuk ke Bali,”kata Ibunda Kayo.
Kekhawatiran orang tua tak berhenti, di usia 10 tahun orang tua kayo kembali membawanya ke RSUD Ben Mboi untuk diperiksa kembali.
Jawaban Dokter kepada kedua orang tua kayo tetap sama untuk dioperasi ke Bali.
“Karena keterbatasan ekonomi untuk berangkat ke Bali, dari saat itu kami hanya berdoa kepada Tuhan dan mengandalkan obat-obat tradisional," ungkapnya.
Kepala Desa Terong, Oris Atong berharap pihak-pihak terkait dapat membantu untuk pengobatan Kayofasius.***