Stefanus Gandi Menilai Menurunnya Minat Generasi Muda di Sektor Pertanian Disebabkan Beberapa Faktor

- 23 Agustus 2022, 06:52 WIB
Stefanus Gandi saat meninjau langsung kegiatan para mahasiswa KKN Undana Kupang di lahan pertanian Bridge Academy Nagekeo yang berlokasi di Desa Totomala, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo, Senin (22/08/2022).
Stefanus Gandi saat meninjau langsung kegiatan para mahasiswa KKN Undana Kupang di lahan pertanian Bridge Academy Nagekeo yang berlokasi di Desa Totomala, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo, Senin (22/08/2022). /Bojes seran/

 

VOX TIMOR - Bakal Calon Anggota DPR RI Stefanus Gandi mendorong anak muda untuk serius menggarap sektor pertanian.

Menurut dia, minat generasi muda menurun dalam pertanian disebabkan beberapa faktor. Ada yang menyebut sektor pertanian identik dengan dunia kotor, kumuh, miskin, dan komunitas yang terpinggirkan. Ada pula yang menganggap sektor pertanian tidak menjanjikan.

Padahal pertanian berpengaruh besar dalam menunjang ketahanan pangan, stabilitas nasional, serta sektor yang menjanjikan.   

"Generasi muda diharapkan lebih berminat untuk menjadi petani," kata Stefanus saat berdiskusi dengan sejumlah mahasiswa KKN Undana Kupang dan siswa praktik SMKN 1 Borong Manggarai Timur di lahan pertanian Bridge Academy Nagekeo yang berlokasi di Desa Totomala, Kecamatan Wolowae, Kabupaten Nagekeo, Senin (22/08/2022).

Ia mengatakan, para mahasiswa yang mengambil jurusan pertanian adalah pilihan tepat. Sebab bonus demografi saat ini hampir 60 persen dan hampir 70 persen masyarakat berprofesi sebagai petani.

"Ketika ada anak-anak muda berani mengambil jurusan pertanian seperti ini, maka tentu ini menjadi kekuatan," kata Direktur Stefanus Gandi Institut itu.

Karena itu, Stefanus mengharapkan agar para mahasiswa pertanian setelah tamat harus mampu memberdayakan petani dengan ilmu yang telah dipelajari di kampus.

Sebab, lanjut dia, kondisi pertanian hari ini tentu saja membutuhkan sebuah konsep yang menyeluruh. Saat ini sistem pertanian mengalami perubahan sebagai dampak kemajuan teknologi dan meningkatnya pengetahuan manusia. Sistem pertanian berkembang dari primitif,  tradisional, hingga ke modern.

"Saat ini adik-adik sekalian tentu membutuhkan strategi untuk memodernisasi sektor pertanian dari pertanian tradisional menuju pertanian berbasis teknologi maju/modern. Untuk mendapatkan konsep ini tentu harus belajar dengan orang yang belajar khusus," jelas Stefanus.

Halaman:

Editor: Bojes Seran


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x