Budaya Makan Sirih dan Pinang, Tradisi Masyarakat Kabupaten Malaka-NTT

- 5 November 2021, 01:00 WIB
Foto Daun Sirih, Pinang dan Kapur.
Foto Daun Sirih, Pinang dan Kapur. /

VOX TIMOR - Sirih (Piper betle) dan pinang (Araeca catechu) tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Mereka bahkan memiliki slogan "sirih dan pinang yang mempersatukan".

Pinan dan daun Sirih begitu melekat dan tidak bisa dipisahkan dengan adat dan kehidupan sehari-hari warga Malaka, perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Juga menjadi sapaan selamat datang bagi sesama atau tamu.

Menurut tradisi, warga Malaka dan sekitarnya meyakini sirih dan pinang merupakan obat membantu gigi lebih kuat.

Khasiat lainnya, sirih dan pinang diyakini memiliki kemampuan menangkal penyakit dan pengikat suami dan istri.

Baca Juga: Sirkuit Mandalika di Indonesia Semakin Keren Untuk Gelar WorldSBK Indonesia 2021

Ketika berkunjung ke Kabupaten Malaka, jangan heran jika melihat warna gigi masyarakat Malaka yang berwarna merah.

Bukan karena luka darah, warna ini ternyata efek dari masyarakat yang doyan makan sirih dan pinang.

Masyarakat Malaka menyebut kebiasaan ini telah menjadi adat dan tradisi di Kabupaten Malaka, mulai dari menyambut tamu hingga pesta pernikahan.

Dalam acara pernikahan, sirih pinang dianggap sebagai bagian dalam mahar yang diberikan oleh keluarga mempelai pria kepada perempuan. Sirih dan pinang juga dipakai dalam upacara panen jagung dan lainnya.

Baca Juga: Breaking News; KPK Tahan Tersangka AF Atas Gratifikasi Proyek di Provinsi Jambi

Masyarakat Malaka, diketahui tidak bisa jauh dari ini (sirih pinang), sekitar 80 persen memiliki kebiasaan makan sirih.

Halaman:

Editor: Oktavianus Seldy Berek


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah