Paus Mengutuk Keras Perang di Ukraina, Paus Fransiskus: Atas Nama Tuhan, Hentikan Pembantaian

- 13 Maret 2022, 22:20 WIB
Paus Fransiskus. /Instagram.com/@fransiscus/
Paus Fransiskus. /Instagram.com/@fransiscus/ /

VOX TIMOR - Paus Fransiskus telah mengeluarkan kecaman terberatnya terhadap perang di Ukraina. Ia kali ini mengatakan invasi Rusia terhadap Ukraina itu sebagai agresi bersenjata yang tidak dapat diterima dan harus dihentikan.

Paus Fransiskus mengutuk keras perang di Ukraina dan mengatakan bahwa "agresi bersenjata" itu tak bisa diterima serta harus dihentikan.

Berbicara kepada ribuan orang di Lapangan Santo Petrus untuk pemberkatan hari Minggu 13 Maret 2022.

Baca Juga: Update Covid-19 di Indonesia Minggu 14 Maret 2022: Pasien Sembuh 25.854, meninggal 215

Paus Fransiskus juga mengatakan pemboman rumah sakit dan sasaran sipil lainnya adalah biadab.

Ia juga dengan tegas menyebut pengeboman tersebut tidak ada alasan strategis yang valid.

“Atas nama Tuhan, saya meminta Anda: hentikan pembantaian ini!,” katanya, seraya menambahkan bahwa kota-kota Ukraina berisiko direduksi menjadi kuburan.

Baca Juga: Sadis, Viral Video Bupati di Aceh Tanam Warganya Lalu Disiram, Ternyata Tujuannya Pengobatan

Dia mengatakan kota-kota di Ukraina berisiko "tereduksi menjadi kuburan."

Sepekan sebelumnya di tempat yang sama, Fransiskus menolak penggunaan istilah "operasi militer khusus" oleh Rusia tentang invasinya di Ukraina.

"Di Ukraina, sungai darah dan air mata sedang mengalir. Ini bukan sekadar operasi militer tapi sebuah perang yang menebar kematian, kehancuran dan penderitaan," kata Paus.

Informasi Terkini

Setelah sempat menolak memberi kemudahan visa bagi pengungsi Ukraina, kini Inggris dikabarkan akan memberi 350 paun (sekitar Rp6,53 juta) per bulan bagi penduduk yang menampung pengungsi dari Ukraina.

Baca Juga: Ramalan Shio Senin 14 Maret 20222, Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet: Ada yang Spesial untuk Anda

Pemerintah Inggris mengatakan, Skema baru “Rumah bagi Ukraina” itu mengizinkan pengungsi dari perang untuk datang ke Inggris bahkan jika mereka tidak punya kerabat di negara itu.

Nantinya, bantuan senilai 350 paun per bulan diberikan kepada penduduk jika mereka menyediakan sebuah ruangan atau properti bagi pengungsi selama enam bulan.

Baca Juga: Kasus Astri dan Lael, Penyidik Polda NTT Periksa Randy Badjideh 10 Jam, Bagaimana Respon Buang Sine

Lewat sebuah laman di internet, aanggota masyarakat, badan amal, bisnis dan kelompok komunitas dapat menawarkan akomodasi.

Menteri Perumahan Inggris Michael Gove dalam pernyataannya yang dikutip dari Antara, menyatakan bahwa Inggris berdiri di belakang Ukraina di masa tersulit mereka.

Ia juga menyatakan bahwa masyarakat Inggris memahami perlunya memberi tempat berlindung pada banyak orang secepat yang mereka bisa.

Baca Juga: Sadis, Viral Video Bupati di Aceh Tanam Warganya Lalu Disiram, Ternyata Tujuannya Pengobatan

“Saya meminta rakyat di seluruh negeri untuk bergabung dengan upaya nasional dan memberikan dukungan pada teman-teman Ukraina kita. Bersama kita bisa memberi tempat yang aman bagi mereka yang sangat membutuhkannya,” katanya.

Nantinya, siapapun yang menawarkan ruangan atau rumah harus menunjukkan bahwa akomodasinya memenuhi standar dan mereka kemungkinan juga harus menjalani pemeriksaan catatan kriminal.

Sebelumnya, Perdana Menteri Boris Johnson sudah berupaya menampilkan Inggris sebagai negara yang membantu memimpin respons global terhadap invasi Rusia, yang disebut oleh Moskow sebagai "operasi khusus".

Baca Juga: Kasus Astri dan Lael, Penyidik Polda NTT Periksa Randy Badjideh 10 Jam, Bagaimana Respon Buang Sine

Namun, pemerintahnya telah dikritik karena dianggap lamban menerima pengungsi lantaran menolak memberi emudahan visa bagi warga Ukraina.

Akhirnya, para anggota parlemen dari semua partai politik besar mengecam sikap keras pemerintah yang mengharuskan warga Ukraina memiliki visa dan hasil tes biometrik sebelum berangkat.***

Editor: Oktavianus Seldy Berek

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah