Berikut Penjelasan Dokter Penyebab dan Faktor Resiko OCD dan Cara Atasinya

- 16 Desember 2022, 18:02 WIB
Ilkustrasi
Ilkustrasi /Bojes seran/

Selain itu, evaluasi psikologis termasuk membahas perasaan, pikiran, gejala, dan pola perilaku juga dapat dilakukan. Diagnosis OCD mengacu pada Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5) yang dirilis oleh American Psychiatric Association.

PENGOBATAN

Sayangnya, OCD menjadi masalah kesehatan mental yang tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, pengidap bisa mengurangi gejala yang dapat mengganggu aktivitas dengan menjalani beberapa perawatan. Pengobatan OCD terdiri dari konsumsi obat-obatan, menjalani psikoterapi, atau kombinasi antara keduanya. Meskipun sebagian besar pengidap OCD membaik setelah mendapatkan penanganan, beberapa lainnya terus mengalami gejala.

Terkadang, orang dengan OCD juga memiliki masalah kesehatan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan dismorfik tubuh (gangguan ketika seseorang memiliki anggapan yang keliru bahwa ada bagian tubuh mereka yang tidak normal). Jadi, sangat penting untuk melihat potensi adanya gangguan lain tersebut ketika menentukan pilihan perawatan.

SRI dan SSRIs merupakan dua jenis obat yang banyak dipakai untuk membantu mengurangi gejala OCD. Selain itu, obat lain yang terbukti efektif mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak adalah antidepresan trisiklik. Obat ini termasuk dalam kelas yang lebih tua dari “tricyclic” antidepresan, dan beberapa obat SSRI yang lebih baru. Apabila gejala tidak membaik setelah menggunakan jenis obat tersebut, dokter akan meresepkan obat antipsikotik.

Baca Juga: Polres Belu Uji Forensik Potongan Jari Dalam Sayur

Selain konsumsi obat, psikoterapi juga diyakini cukup efektif untuk mengatasi OCD pada orang dewasa dan anak-anak. Jenis psikoterapi tertentu, termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi lainnya (misalnya, pelatihan pembalikan kebiasaan) memberikan efek yang sama baiknya dengan konsumsi obat untuk beberapa pengidap OCD. Selain itu, tipe CBT yang disebut Exposure and Response Prevention (EX/RP) memberikan hasil yang efektif dalam mengurangi frekuensi munculnya perilaku kompulsif dalam OCD. Bahkan, efek ini juga terlihat pada orang yang tidak merespons obat SRI dengan baik.

Bagi sebagian pengidap, EX/RP menjadi pilihan alternatif pengobatan tambahan ketika konsumsi obat SRI atau SSRI tidak mampu mengatasi gejalanya dengan efektif.

KOMPLIKASI

OCD yang tidak mendapatkan penanganan bisa berujung munculnya berbagai komplikasi yang berkaitan dengan masalah mental pengidapnya. Ini termasuk stres, depresi, dan gangguan kecemasan. 

Halaman:

Editor: Bojes Seran

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x